Monday, August 6, 2018

Pohon kelapa hanya 1,5 meter, tak perlu memanjat untuk memetik buahnya



Fadila Adelin 28 Mei 2015 18:07

Pohon kelapa hanya 1,5 meter, tak perlu memanjat untuk memetik buahnya

Tingginya yang pendek, membuat pohonnya disebut kerdil.
Brilio.net - Pohon kelapa bukanlah hal yang asing lagi bagi kita khususnya orang Indonesia lantaran dapat kita jumpai di mana saja. Pohon kelapa yang dijumpai biasanya menjulang tinggi hingga belasan meter. Namun berbeda dengan pohon kelapa yang dibudidayakan oleh Juri Setyanto (23). 


Pohon kelapa yang dibudidayakan oleh Juri ini memang benar-benar beda dengan yang biasa kita lihat pada umumnya. Ukurannya tergolong kecil, tingginya hanya berkisar antara satu hingga dua meter saja. Akan tetapi justru di situlah keunggulannya, pertumbuhannya yang tidak tinggi hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk berbuah. Itulah yang kemudian dijadikan ladang bisnis oleh Juri. 

Dalam pertumbuhan normal, kelapa ini bisa berbuah hanya dalam kurun waktu empat hingga lima tahun, bahkan dalam keadaan tanah yang cocok dan tanah yang sangat subur, tiga hingga empat tahun sudah dapat berbuah untuk yang pertama kali. Buah yang lebat membuat kelapa ini digemari di daerah asalnya untuk ditanam. 

"Pohon kelapa ini bukan hasil rekayasa genetika, tapi di daerah asalnya di Pati sini memang ada bibit kelapa kerdil, biasanya kelapa kopyor dan kelapa gading," ujar Juri kepada brilio.net Kamis (28/5).

Juri juga menuturkan pertumbuhan yang tidak terlalu besar, lebih menguntungkan dalam penghematan lahan. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat untuk berbuah, membuat penghematan dalam waktu. Biaya perawatan yang relatif singkat, menghemat biaya perawatan dan modal. Harga bibit yang relatif murah, menjadikan hemat biaya dan modal awal.

"Jenis kelapa kopyor ini bisa tumbuh di segala jenis tanah dan medan tanah, dan paling cocok untuk tanah merah dan gambut. Buahnya juga manis dan jelas gampang dipetik karena nggak perlu susah manjat," lanjutnya. 

Bibit kelapa ini dijual Juri dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp 23.000 hingga Rp 25.000 saja Bibit kopyor biasa atau bukan kultur jaringan ). Dari Semarang, Juri dapat mengirimkan bibit hingga beberapa kota. Juri mengaku peminatnya pun berasal dari berbagai kalangan, ada yang pecinta tanaman ada juga yang membeli untuk dijadikan budidaya.

sumber

No comments:

Post a Comment