Monday, August 13, 2018

Petani Kopyor Pati Kewalahan



PATI
-Selain sebagai salah satu penyumbang hasil tanaman pangan terbesar di Jawa Tengah,Pati menyimpan potensi perkebunan yang menjanjikan, yakni kelapa kopyor. 
Belakangan,kopyor makin memiliki pasar yang terbuka. Bahkan,untuk memenuhi permintaan pasar yang makin banyak,petani merasa kewalahan. 
"Kami belum mampu memenuhi permintaan yang tinggi.Pasalnya pasar kelapa kopyor sekarang terbuka ke berbagai daerah, termasuk ke swalayan dan restoran,"kata Ketua Perkumpulan Pembudi daya Kelapa Kopyor Sido Dadi M akmur Alasdowo,Kecamatan Dukuhseti,Suratman ,kemarin. 
Meskipun tiap hari ada panen kelapa kopyor, jumlahnya masih terbatas dan tidak sebanding dengan permintaan pasar ribuan per hari. 
Menurutnya,panen kelapa kopyor tidak seperti padi atau jagung yang dapat terukur dalam periode waktu tertentu.Petani kelapa kopyor tidak dapat memetik hasil dalam waktu tertentu secara bersamaan. 

Belum Terpenuhi 
"Tiap hari ada panen,meskipun jumlah nya tidak bisa ditentukan.Meskipun begitu,masih banyak permintaan yang belum bisa terpenuhi,"katanya. 
Sebagai sentra kelapa kopyor,Desa Alasdowo memiliki lebih dari 15.000 pohon.Sebanyak 2.558 pohon diantaranya masuk kategori produktif (menghasilkan). 
Petani kelapa kopyor lainnya,Sugeng Riyono mengatakan,meskipun menjadi sentra kelapa kopyor,Kecamatan Dukuhseti,Tidak mudah mendapatkan buah tersebut.Perlu pemesanan sebelumya,itu pun tidak dapat dalam jumlah banyak. 
"Di daerah sini tidak ada yang menjual eceran kelapa kopyor, tidak seperti kelapa muda yang banyak di temukan dipinggir jalan. Itu karna kopyor dari petani selalu habis diambil pengepul,"jelasnya. 
Petani. 
Kabid Produksi pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun Pati), Tri Heny Christiati menyatakan, luas tanaman kelapa kopyor di daerahnya mencapai 1.074,79 hektar. Luasan tersebut 17 persen dari luas tanaman kelapa sayur yang mencapai 6.321,75 hektar. 
Dari jumlah tersebut,39,70 hektar merupakan kelapa kopyor menghasilkan. Dukuhseti merupakan Kecamatan yang paling banyak menghasilkan kopyor dengan luas tanaman 138,20 hektar. Selanjutnya Margoyoso 109,50 hektar dan Tayu 98,10 hektar. 
"Hasilnya deteksi kami dari pengepul,sedikitnya ada 1.000 sampai 1.500 kelapa kopyor per hari yang dikirim ke berbagai daerah,seperti Jakarta,Semarang,dan kota lain. Ini sangat menjanjikan karena harganya pun tinggi,mulai dari Rp 40 ribu hingga ratusan perbuah,"Katanya. 
sumber berita: suaramerdeka.com 
sumber gambar: kiswantosp.wordpress.com

sumber

No comments:

Post a Comment