Friday, May 1, 2020

Menstrerilkan media tanam

Budidaya Jamur: II. STERILISASI BAGLOG (Perebusan Baglog)

Bagaimana kalau kamu tidak bisa membeli media tanam yang bagus dan steril entah karena sayang uang, atau di rumah ada sumber daya tanah yang banyak. Padahal tanah yang bisa kamu ambil ternyata banyak hama dan telur siput yang berbahaya untuk masa awal penyemaian tanaman. Jangan khwatir kalau cuma itu masalahnya.


Solusi pertama yang mudah adalah membeli anti hama di toko alat pertanian misalnya furadan.

Tapi kalau tidak mau menggunakan solusi kimiawi mari pakai alat yang ada di rumah

Mengenal H202, Bahan Kimia yang Sempat Bikin Heboh Media Sosial


Mengenal H202, Bahan Kimia yang Sempat Bikin Heboh Media Sosial
Baru-baru ini, media sosial di Indonesia dihebohkan oleh screenshoot dari sebuah percakapan di  grup WhatsApp "Thinker Parents II" tentang hidrogen peroksida (H202). Dalam percakapan tersebut, salah satu anggota grup menyarankan untuk meneteskan bahan kimia ini ke air minum dan digunakan untuk berendam.
Hal ini pun mendapatk reaksi keras di kalangan netizen Indonesia, mengingat hidrogen peroksida merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak jaringan tubuh.

Lantas, apa sih itu hidrogen peroksida? Kali ini, penulis telah merangkum beberapa fakta tentang H202 yang wajib kamu ketahui agar tidak tertipu dengan percakapan nyleneh seperti di grup WhatsApp tersebut.

Suci Hama Setengah Jam


Filed in Sayuran by  on 01/05/2009 • 0 Comments
Sterilisasi Baglog Jamur Sederhana - Berbisnis Jamur

Sterilisasi Baglog Jamur Sederhana - BisnisUKM
Ryadi Harumi memproduksi 8.000 baglog setiap hari. Separuh produksi baglog ia gunakan sendiri untuk budidaya jamur tiram putih di 6 kumbung. Sedangkan 4.000 baglog selebihnya, terserap plasma alias pekebun mitra yang saat ini jumlahnya 25 orang. Yang istimewa, pekebun di Jawa Barat itu mensterilisasi baglog-baglog selama hanya 30 menit.
Langkah pertama, Ryadi mengalirkan uap panas dari boiler ke sekujur otoklaf- tabung besi sepanjang 10 meter dan berdiameter 1 meter-selama 15 menit. Pemanasan awal bertujuan mencegah kondensasi ketika sterilisasi. Kondensasi mengakibatkan uap air panas menjadi air. Air masuk ke baglog melalui pori-pori sumbu sehingga kadar air dalam media tanam melambung hingga 90-100%. Agar tumbuh optimal jamur hanya perlu kadar air 60%.
Produsen jamur kerap menyalahkan bagian peramu media ketika mendapati jamur gagal tumbuh. Komposisi bahan media tak pas kerap menjadi dalih. Ketika dicek, ternyata kadar air terlampau tinggi, banyak produsen mengira bahwa pekerja memberikan air terlalu banyak saat mengolah bahan media tanam. Jarang yang menyadari bahwa peningkatan kadar air akibat kondensasi.

MENSTERILKAN MEDIA TANAM



Cara Mensterilkan Pasir Untuk Media Tanam - Pertanianku

Pada saat pertama-tama mengenal dan berkecimpung di dunia tanaman, saya sering mengunjungi florist atau nursery untuk sekedar iseng atau pun membeli kebutuhan keperluan berkebun di rumah. Kadang kala, ada di antara pedagang disana yang menawarkan media tanam (khususnya pakis untuk anggrek) sudah dalam kondisi steril / suci hama.

Harganya relatif cukup mahal dibandingkan dengan media tanam non steril (1 : 3). Ketika ditanyakan, mereka tidak pernah mau (atau tidak tahu?) mengatakan bagaimana caranya melakukan proses sterilisasi media tanam yang ditawarkan. Saya pernah membelinya, untuk sekedar mengetahui ‘kualitas’ dari media tanam tersebut. Lewat beberapa minggu sejak diaplikasikan, saya tidak menemukan perbedaan mencolok pada pertumbuhan tanaman antara ditanam menggunakan media tanam steril dengan non-steril.

Mencoba mensterilkan media tanam sendiri…
Agak sulit menemukan informasi mengenai proses mensterilkan media tanam. Bahan utama yang dibutuhkan sebagai media untuk mensterilkan, tidak pernah terdengar atau pun di publikasikan secara luas. Beberapa informasi menyatakan dengan merendam media tanam dalam air mendidih selama jangka waktu tertentu. Informasi lain menyarankan merendam media tanam dalam air dengan campuran cairan disinfektan.

Saya pernah mencoba kedua cara sterilisasi tersebut. Walau pun hasil yang diperoleh dapat dikatakan mendekati sebagaimana diharapkan, tidaklah sebanding dengan tingkat ke repot-an dan saat melakukan proses pengerjaan men-suci hama-kan.