Tuesday, March 24, 2020

Mungkinkah Bactery punah di dunia ?


Kepunahan Bakteri, Mitos atau Fakta?
Pastinya kita sebagai orang awam sering mendengar kata bakteri. Dan biasanya yang muncul di pikiran kita adalah penyakit, pembusukan makanan, atau bahkan senjata biologis. Namun sebenarnya, bakteri juga memiliki lebih banyak peranan yang menguntungkan bagi manusia contohnya sebagai pengurai, bahan pembuatan obat, bahan pembuatan makanan, dsb. 
Jadi bakteri adalah organisme yang penting dan esensial dalam ekosistem dan juga kehidupan manusia dan apakah yang akan terjadi jika bakteri punah? Namun pertanyaan yang sesungguhnya adalah apakah bakteri akan punah? Apakah bakteri yang merupkan organisme yang sangat kecil dan tak terlihat oleh mata telanjang namun begitu penting dapat punah?
Sebelum menjawab pertanyaan itu mari kita analisis dari awal dengan mengerti apakah itu bakteri. Bakteri adalah suatu organisme yang
jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. 

Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, jadi tidak memiliki sistem endomembran hal ini membuat sel tersebut mempunyai materi inti sehingga tidak dibatasi oleh membran, sel prokariotik juga tidak mempunyai organela yang terbatasi oleh sistem membran. Bakteri juga tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dilihat secara strukturnya, menjadi mungkin bagi bakteri untuk punah, karena struktur organel sel yang dimilikinya adalah semu, tanpa ada sistem endomembran, sedangkan sel eukariotik memiliki sistem endomembran yang memperkuat pertahanan dan sistem perlindungan yang lebih kompleks dari prokariotik karena pada dasarnya, sel eukariotik berasal dari sel prokariotik yang mengalami simbiosis dengan mitokondria dan/atau kloroplas seperti yang disampaikan oleh Lynn Margulis, Boston University.
Namun sebenarnya itu tidak benar karena seperti disebutkan sebelumnya, bakteri juga bisa hidup di lingkungan yang ekstrim. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal yaitu:
Sel prokariotik muncul di bumi lebih awal daripada sel eukariotik dan pada saat itu keadaan di bumi seperti curah hujan, suhu, dan perubahan-perubahan cuaca terjadi secara sangat drastis karena keadaan bumi yang belum stabil atau masih dinamis, maka dari itu sel prokariotik seperti archaebacteria mau tidak mau harus memiliki kemampuan adaptasi yang cepat untuk menyesuaikan dengan berbagai keadaan/perubahan cuaca yang terjadi di bumi saat itu mulai dari keadaan atau suhu yang panas hingga suhu yang dingin.
Beberapa sel prokariotik memiliki lapisan dinding sel berupa peptidoglikan dan beberapa lainnya lipid. Lipid adalah molekul yang mengandung hidrokarbon dan membuat building blocks struktur dan fungsi sel hidup, contohnya seperti lemak, lilin, dan sterol. sedangkan peptidoglikan merupakan polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam N-asetilmuramat.
Pada archaebacteria jenisnya ada 3
Halofil : Bakteri yang menyukai tempat tinggal dengan kadar gar am yang lebih tinggi dari normal (biasanya kadar normal garam 20%, namun bakteri ini bisa tinggal di tempat dengan kadar garam 10x lipat lebih banyak. Artinya bakteri ini dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrim yang hampir semua makhluk hidup akan mati jika hidup di lingkungan ini. Contohnya : Halobacterium
Metanogen : Bakteri yang dapat menghasilkan gas metana atau biogas yang berasal dari hidrogen dan karbon dioksida. Bakteri ini biasanya hidup di rawa dan bersifat dekomposer. Dekomposer merupakan organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik. Contohnya : Methanobacterium
Termodiasofil : Bakteri yang hidup di lingkungan ekstrim, panas dan asam dengan kondisi optimalnya 60- 80 C dan dalam Ph 2-4. Jadi, menurut saya, prokariotik jenis ini bertahan hidup di lingkungan dengan suhu panas yang tinggi dan juga kadar asam yang tinggi, sedangkan sel eukariotik (animalia, plantae) tidak dapat hidup di kondisi lingkungan yang seperti ini.
Sel prokariotik memiliki ciri yaitu autotrof atau berarti membuat makan secara mandiri. Ada dua jenis autotrof yang dilakukan sel prokariotik, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof. 
Fotoautotrof berarti membuat makanan melalui bantuan sinar, dengan demikian sel prokariotik tidak memerlukan organisme lain saat berada di lingkungan ekstrim, sehingga sel ini dapat tetap hidup dan berkembang tanpa harus ada organisme lain. Sedangkan kemoautotrof berarti membuat makan sendiri dengan bantuan bahan kimia.
Sel prokariotik bereproduksi dengan cara aseksual yaitu dengan membelah diri, proses ini cepat berlangsung sehingga bakteri tetap dapat mempertahankan eksistensinya dari kepunahan di keadaan yang ekstrem. Tidak terjadi penyatuan gen di reproduksi jenis ini, perkembang biakan jenis ini akan berlangsung sangat cepat, dalam hitungan satu jam maka akan dihasilkan jutaan bakteri. 
Pada umumnya bakteri akan bereproduksi dengan membelah diri, membelah diri akan berjalan dengan cepat karena tidak melalui tahapan pembelahan seperti pada sel hewan atau pada tumbuhan. Dengan teknik ini bakteri akan menggandakan DNA-nya dengan menyematkan di membran sel. Setelah terbentuknya DNA replika maka bakteri akan membagi tubuhnya menjadi dua sel dan akan terbentuk dua sel anakan yang mempunyai DNA identik dnegan induknya. 
Setiap anak sel akan melakukan pembelahan lagi dalam waktu 20 sampai 30 menit, sehingga dnegan begitu akan dapat dihasilkan jutaan bakteri dalam waktu 10 jam, tentu saja dengan lingkungan yang mendukung. 
Selain itu juga dengan cara seksual, yaitu konjugasi. Perkembang biakan dengan cara seksual memakan waktu lebih lama akan tetapi hasil dari reproduksi jenis ini akan menghasilkan jenis baru yang lebih kuat dibanding induknya. Konjugasi melibatkan dua sel bakteri yang dengan langsung akan melakukan tranfer genetik. 
Teknik jenis ini pertama kali dikenalkan oleh Lederberg dan Tatum pada bakteri E.COli Plasmid merupakan DNA ekstra yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri. Pertukaran akan melalui jembatan konjungan yang dibentuk oleh bakteri konjungna yang menembus sel bakteri penerima atau F minus. Pili akan ditarik kembali setelah plasmid sudah selesai ditransfer. 
Sebelum itu terjadi, bakteri donor atau F plus akan menggandakan plasmid sehingga terbentuk dua plasmid yakni asli dan replika. Plasmid replika akan ditransfer pada bakteri recipient atau F minus sehingga bakteri penerima sekarang bermutasi mempunyai kombinasi gen dari bakteri F plus.
Dengan ini, kita dapat mengetahui bahwa bakteri sudah sangat banyak jumlahnya karena merupakan salah satu organisme tertua dan memiliki kemampuan bereproduksi yang cepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa akan sangat sulit bagi bakteri untuk punah jika dilihat secara kuantitas.
Selain itu, kita dapat melihat bahwa Dinosaurus dinyatakan telah punah, kepunahan terjadi adalah akibat dari jatuhnya asteroid, dimana kita ketahui, bahwa Dinosaurus merupakan organisme eukariotik. Tidak hanya dinosaurus saja, melainkan banyak binatang yang sudah punah. Tidak perlu jauh-jauh lihat saja yang dalam negeri seperti Harimau Jawa. 
Harimau ini telah dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan alih fungsi habitatnya menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Namun bakteri, yang hidup jauh di masa sebelum dinosaurus adapun, tetap bertahan dan tidak punah. Jadi dapat disimpulkan bahwa bakteri sangatlah kuat karena terbukti dapat bertahan hidup lebih dari harimau bahkan dinosaurus yang ukurannya sangat besar dan merupakan binatang yang ganas.
Secara biologis, sebenarnya hal ini dapat dijelaskan. Sel eukariotik lebih kompleks dibandingkan dari sel prokariotik, artinya sistem yang dimiliki juga lebih kompleks dan mudah mengalami kerusakan karena semakin kompleks suatu sistem, semakin mudah suatu sistem mengalami kerusakan. Jadi perlu dilakukan inspeksi yang lebih dalam karena sistem yang kompleks.
Sedangkan sel prokariotik yang lebih sederhana, akan lebih sederhana pula sistem yang dimilikinya, membuat sel prokariotik lebih sulit mengalami kerusakan pada sistemnya. Jadi dapat dikatakan bahwa sel eukariotik lebih rentan terhadap perubahan lingkungan karena kompleksnya bagian-bagian internal sel yang dimiliki. Perubahan lingkungan atau paparan racun sedikit saja bisa menyebabkan rusaknya seluruh bagian sel. 
Sel prokariotik lebih tahan terhadap perubahan lingkungan karena kompleksitas bagian internal sel yang rendah dan kemampuan khusus seperti membentuk endospora, sehingga kemungkinan sel prokariotik bertahan hidup dari paparan bermacam-macam zat asing lebih tinggi daripada sel eukariotik bertahan hidup. Hal ini dapat terbukti dengan melihat bahwa  banyak hewan maupun tumbuhan (sel eukariotik) yang punah.
Sedangkan bakteri dapat terus beradaptasi dan tetap hidup, walaupun sebagian hidup di tempat ekstrim, seperti Halobacterium sp yang dapat hidup di tempat dengan kadar garam yang tinggi, Sulfobolus acidocaldirus dan Thermoplasma yang dapat hidup di kawah gunung berapi, dan bahkan Deinococcus radiodurans yang hidup di dalam air pendingin reaktor atom. Ini semakin membuktikan bahwa bakteri cukup kuat untuk hidup di bumi ini dan terus beradaptasi mengikuti perubahan-perubahan di bumi.
Dari analisa yang telah saya lakukan dan sampaikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bakteri tidak dapat punah. Kepunahan bakteri hanya dapat terjadi bila bumi ini hancur dan semua makhluk hidup punah. 
Hingga bakteri dapat menemukan tempat lain untuk hidup selain di bumi yang mungkin saja terjadi. Pasalnya, kontaminasi bakteri bumi di luar angkasa bukanlah hal baru. Beberapa organisme yang dikirim ke luar angkasa, seperti tardigrada dan E coli, terbukti mampu hidup di luar angkasa. Tapi selama bumi masih ada dan bertahan, secara biologis, kepunahan bakteri dapat dikatakan tidak mungkin untuk terjadi.
Demikianlah kiranya artikel singkat yang dapat saya jelaskan berkaitan dengan kepunahan bakteri yang didasari oleh analisa mulai dari apa itu bakteri hingga mencapai sebuah kesimpulan bahwa bakteri tidak akan punah selama bumi masih ada. 
Dari artikel ini, saya berharap, pertanyaan besar selama ini tentang kepunahan bakteri dapat terjawab, dan kiranya dapat menjadi sumber ilmu dan pengetahuan pembaca.



Dari artikel ini, saya harap pembaca tidak hanya mendapat pengetahuan baru mengenai kepunahan bakteri, tetapi juga bahwa Sang Pencipta menciptakan kita dengan kemampuan yang berbeda-beda, yang kecil belum tentu lebih lemah daripada yang besar dan begitu juga sebaliknya juga bahwa semua makhluk hidup diciptakan untuk saling melengkapi. Marilah kita saling tolong-menolong dan saling melengkapi. AMDG!


Mikrobiologi lingkungan......Ingin tau lebih banyak..pelajari
Sumber referensi :

sumber

No comments:

Post a Comment