Friday, November 8, 2019

Terra Preta Jadi Solusi Kesuburan Tanah


Terra Preta Jadi Solusi Kesuburan Tanah
PERCUT SEI TUAN
 – Tingkat kesuburan tanah menjadi permasalah utama bagi petani di Desa Tembung, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang. Selain kering, tanah di daerah tersebut mulai rusak akibat penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Sehingga menyebabkan hasil panen masyarakat tidak maksimal. Berdasarkan pengamatan dan survey mahasiswa, permasalahan tanah harus segera diatasi melalui Terra Preta.
Terra Preta sendiri berasal dari bahasa Portugis, yang berarti bumi hitam. Teknik pembangunan tanah yang dikembangkan oleh peradaban amazon kuno sekitar 7000 tahun lalu sebagai menjawab permasalahan secara permanen dalam menyelesaikan masalah kesuburan tanah tropis yang buruk seperti di daerah Tembung.

Terra Preta berbahan dasar arang sekam, pupuk organic dan bakteri starter EM4, yang mengandung konten bahan organik 50 kali lebih besar dan mengandung 3 kali lebih banyak posfor dan nitrogen seperti halnya tanah humus di hutan. Teknik ini juga membantu menghilangkan ketergantungan akan curah hujan dan pupuk kimia yang merusak tanah.
Mahasiswa Unimed mengajak warga petani ikut andil menerapkan teknik “terra preta” di Desa Tembung, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang. Kegiatan penerapan terra preta ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T).
Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa kepada persoalan yang dihadapi masyarakat melalui penerapan IPTEK yang menjadi solusi tepat bagi persoalan atau kebutuhan masyarakat yang berorientasi pada profit. PKM-T merupakan respon persoalan yang disampaikan oleh masyarakat. PKM-T memerlukan Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama antara Mahasiswi Unimed dan warga petani yang juga akan memperoleh manfaat program.
Mahasiswi Unimed yang mengangkat PKM-T dengan judul Terra Preta: Resep tanah Sehat antara lain; Dian Pahlevi Siregar (Pendidikan Administrasi Perkantoran), Indah Putri (Pendidikan Akuntansi), Ummi Zaimah (Pendidikan Biologi), Hana Shafira (Biologi) dan Adelia Yesya Putri (Pendidikan Kimia). Didampingi oleh Dosen pendamping Ali Fikri Hasibuan SE., M.Si.
Adapun Kegiatan PKM-T tersebut meliputi Sosialisasi Tim PKM-T bersama mitra dengan mengenalkan lebih dalam tentang terra preta, proses pembuatan terra preta, proses penerapan terra preta, hingga sampai melihat hasil panen. Komoditi tanaman yang dijadikan sasaran penerapan tersebut ialah kacang panjang, timun, dan sawi.
Sebagai Dosen Pendamping, Ali Fikri Hasibuan, M.Si mengatakan “Tujuan dari kegiatan ini memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kelompok tani Desa Tembung tentang pentingnya pertanian ramah lingkungan dan hemat biaya. Mengubah pola pikir masyarakat yang bergerak dibidang pertanian menjadi petani yang handal, memaksimalkan hasil pertanian dan meminimalkan biaya dalam satu kali masa panen, dan meningkatkan pendapatan dan membantu perekonomian petani di Desa Tembung.”
Salah satu mitra PKM-T Terra Preta, Wajil (25 tahun) mengatakan kami selaku warga sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswi Unimed. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kegiatan ini memberi kami wawasan baru, sekaligus membantu kami dalam pengelolaan pengemburan tanah sehingga membuat semakin tanaman menjadi subur. Mungkin sebentar lagi kami bisa menerapkan terra preta ini secara mandiri. Harapannya agar penerapan ini terus dikembangkan kepada para petani lainnya.”
Sementara Ketua PKM-T Terra Preta, Dian Pahlevi Siregar mengatakan kegiatan ini tidak hanya sebatas program PKM-T saja, harus tetap berlanjut dan dapat dipraktekan secara mandiri oleh para Petani. Kami berharap program ini keberlanjutan dan berkembang. Sehingga dapat berdampak positif bagi masyarakat khususnya untuk para petani agar selalu menghasilkan sesuatu yang baru dan terus bermanfaat bagi sekitar.” (Humas Unimed/eo)

sumber







No comments:

Post a Comment