Tuesday, January 15, 2019

Biokimia

biokimia-dna

Di penghujung studiku ini aku ingin sedikit bercerita tentang apa dan bagaimana  jurusanku, Biokimia. Jurusan yang tak ada di manapun di Indonesia kecuali di IPB (untuk setingkat sarjana ya). Pun demikian, jurusan ini sama sekali tak pernah ada di belahan manapun di pikiranku.
Lantas, setelah berada di jurusan ini ku dengan bangga berkata, bukan aku yang telah memilih jurusan ini, tapi Allah lah yang telah memilihku untuk berada di jurusan ini #eaaa. Mengapa tiba-tiba ingin cerita mengenai Biokimia? Semua ini disebabkan ku tak mau lagi ada mahasiswa yang memilih jurusan ini merasa tersesat atau disesatkan. Istilah ‘tersesat’ inilah yang sering ku dengar dari para biokimiawan masa depan Negeri ini (baca: teman-temanku). Aku juga awalnya, bisa dibilang sampai detik sebelum aku menulis tulisan ini, aku merasa tersesat di jurusan ini. Bahkan lebih parahnya ‘menyesatkan’ orang lain pada jurusan ini. Kok bisa? Hal ini dikarenakan ada seorang adek kelasku yang begitu semangat untuk masuk jurusan ini karena mengikutiku, atau lebih tepatnya karena merasa satu pemikiran denganku. Analisisku sih, mungkin karena merasa satu pemikiran itulah, dia juga memilih jurusan ini. Parahnya, setelah berada di sini, dia malah berkelakar telah ‘disesatkan’ olehku. Nah, karena aku tak mau ada orang yang mengalami kejadian hal yang sama, ku akan memberikan gambaran mengenai Biokimia menurut sepahamanku ya. Pemahaman mengenai Biokimia yang sesungguhnya belum terlalu aku pahami, tapi setidaknya akan membuatmu mempunyai gambaran akan jatuh cinta atau tidak pada jurusan ini.
            Biokimia, namamu sungguh memesona, kalau kau tak percaya, coba tanyakan pada mereka, para mahasiswa Biokimia. Salah satu alasan terbesar mereka memilih jurusan ini karena namanya yang begitu memesona hingga membuat mereka tak mau melihat lebih jauh esensi di dalamnya. Pun demikian denganku, nama Biokimia benar-benar menarik perhatian, hingga pesona jurusan lain tak dapat mengalihkanku darimu. Akhirnya, ku putuskan memilih dirimu tanpa melihat mampukah otakku bermain-main denganmu.
            Banyak yang bertanya, Biokimia? Gabungan Biologi dan Kimia? Wah, jurusan galau nih. Biologi ya Biologi aja, Kimia ya Kimia aja, jurusan nanggung. Nah, justru di sanalah letak keistimewaan jurusan ini. Perbedaannya adalah, Biokimia merupakan jurusan yang mengkaji reaksi-reaksi biologis yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup menggunakan analisis reaksi kimia. Jadi, seorang biokimiawan akan mengkaji sesuatu yang terjadi pada makhluk hidup menggunakan pendekatan yang lebih mikro. Oleh karena itulah, para Biokimiawan dituntut untuk memperhatikan hal-hal kecil secara lebih mendetail. Kita dituntut untuk tahu reaksi biologis yang terjadi ditambah dengan analisis kimia di dalamnya. Jika di SMA kita di ajarkan mengenai proses fotosintesis, yakni reaksi yang terjadi ketika karbondioksida (CO2) bertemu dengan air (H2O) dengan bantuan cahaya matahari akan menghasilkan pati dan oksigen. Maka seorang biokimiawan harus tahu, enzim apakah yang berperan hingga reaksi ini bisa terjadi, berapa ATP yang dihasilkan, proses pelepasan electron yang terjadi, adakah inhibitor atau aktivator yang akan menghambat atau mempercepat reaksi itu, akan lebih bagus lagi jika kita bisa tahu steruktur molekul dari masing-masing reaktan maupun produk yang terbentuk. Jadi, akan sangat sulit beradaptasi di jurusan ini jika kamu hanya mengandalkan hafalan tanpa pemahaman. Biokimia mempelajari hal yang abstrak, sama sekali tak bisa dilihat, diraba, tapi hanya bisa diterawang oleh daya khayalmu. Rajin membaca merupakan kunci untuk banyak tahu akan istilah-istilah asing yang sering menghiasi buku-buku pegangan Biokimia. Membaca pun tak akan secepat membaca lembaran-lembaran novel karena kau akan diajak untuk menghayalkan sesuatu yang tak pernah kau khayalkan sebelumnya.
            Akan ku tuliskan kembali, Biokimia mempelajari sesuatu yang kecil secara mendetail, perlu pemahaman dan ingatan yang kuat, pelajarannya abstrak, harus banyak baca dan harus banyak khayal. Nah, dari kesemua kriteria itu tak ada satu pun yang ku suka. Maka dari itulah ku jalani jurusan ini dengan sedikit terseok-seok dan penuh perjuangan. Alasan tak suka, pertama, aku sungguh tak suka dan tak pernah bisa mengingat sesuatu yang detail, sungguh tak suka. Oleh karena itu, aku tak pernah bisa mengingat tanggal berapa kejadian itu terjadi, tanggal berapa ulang tahun orang-orang di sekitarku, tanggal berapa hari-hari libur nasional, dan masih banyak lagi. Karena tak suka yang detail itulah, aku tak suka Biokimia. Kedua, aku tak suka sesuatu yang abstrak. Aku lebih suka mempelajari sesuatu  yang bisa ku lihat wujudnya. Bukan menghayalkan sesuatu yang bukan-bukan, apalagi reaksi-reaksi kimia yang penuh cabang itu. Ketiga, aku tak suka baca buku pelajaran. Suka sih baca, tapi baca novel, blog, atau cerita keseharian atau fiksi yang tak ada kaitannya dengan pelajaran.
            Tetapi, semuanya berubah ketika ku berada di tingkat akhir ini, tingkat dimana aku berkutat dengan penelitian-penelitian ini. Ku telah agak paham dimanakah Biokimia mengambil peran dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Telat banget ya pahamnya, hehe. Akan ku berikan sebuah ilustrasi dimanakah Biokimia mengambil peran. Kamu pernah mengalami bronkokonstriksi (asma) ga? Tahu ga sih bagaimana proses terjadinya asma? Nah, sebelum ku tahu Biokimia, maka aku akan menjawab. Terjadinya asma karena menyempitnya saluran pernafasan karena alergi terhadap sesuatu, misalnya bulu kucing, debu, dan penyebab alergi yang lain. Jawaban di atas tidak salah, tapi akan terlalu dangkal untuk seorang biokimiawan, kurang detail dan kurang mendalam.
            Seorang biokimiawan akan menjawab seperti ini ketika ditanya mengenai proses terjadinya asma. Terjadinya asma merupakan dampak dari tingginya konsentrasi histamine di dalam tubuh karena interaksi antara antigen dan antibodi. Histamine merupakan senyawa penyebab alergi (allergen). Histamine sendiri terbentuk dari dekarboksilasi senyawa histidin oleh enzim histidin dekarboksilase. Histamine sebenarnya terdapat di hampir semua jaringan tubuh manusia dalam jumlah kecil. Histamin sendiri merupakan senyawa yang terlibat dalam respon imunitas lokal, selain itu senyawa ini juga berperan sebagai neurotransmitter di susunan saraf pusat dan mengatur fungsi fisiologis di lambung. Ketika sebuah antigen (allergen) berikata dengan antibody yang mengenalinya, sel mast akan mengeluarkan histamin sebagai akibat terikatnya antigen dengan antibody. Histamine dalam jumlah tinggi inilah yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan sehingga asma akan terjadi.
            Lihatlah perbedaannya, jawaban seorang biokimiawan akan penuh dengan istilah-istilah yang tak dimengerti orang awam, pendekatannya sangat mikro, dan abstrak. Seorang Biokimiawan akan mempunyai analisis yang tajam akan terjadinya reaksi biologis di dalam tubuh. Analisnya yang detail inilah yang membuat jurusan ini begitu istimewa. Tertarik bergabung dengan Biokimia? Jurusan yang akan membawamu pada dunia baru, dunia yang akan membuatmu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. Sisi yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya. Sisi yang akan menunjukkan betapa semuanya telah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta, sangat detail, terperinci, dan teratur. Biokimia akan membuatmu lebih percaya bahwa ada sang khalik yang telah mengatur segala-galanya. Karena sungguh tak masuk akal jika ada makhluk yang bisa membuat sistem yang begitu teraturnya, tidak tumpang tindih dengan yang lain.  Aku dulu tak suka, sekarang sudah mulai suka, bahkan jatuh cinta. Kamu?

sumber

No comments:

Post a Comment