Friday, January 25, 2019

Pengertian Bioteknologi Konvensional Dan Contohnya

Bioteknologi Konvensional - Bioteknologi adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi para pecinta dunia tumbuh-tumbuhan atau bagi kalangan tertentu seperti mahasiswa dan ilmuwan yang menggeluti bidang agrikultur atau pertanian. Awalnya bioteknologi hanya diterapkan pada bidang pertanian, namun seiring berjalannya waktu dan ditemukannya berbagai macam teknologi baru, khususnya bioteknologi yang juga ikut berkembang ke banyak bidang.

Misalnya setelah ditemukan bioteknologi modern, sekarang ini banyak bermunculan obat-obatan dan vaksin yang dihasilkan dari proses bioteknologi. Bahkan ada seekor domba yang menjadi kontroversi hingga saat ini karena lahir dari proses kloning hewan yang diambil dari teknik bioteknologi. Ada beberapa macam Bioteknologi, contohnya seperti berikut:

  1. Bioteknologi Pangan 
  2. Bioteknologi Pertanian
  3. Bioteknologi Peternakan

Bioteknologi juga tidak selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang modern. Ada juga yang disebut dengan bioteknologi konvensional atau dalam bahasa kita disebutnya bioteknologi biasa. Namun jangan berprasangka bahwa hasilnya akan menjadi sesuatu yang biasa, justru bioteknologi konvensional ini menghasilkan sesuatu yang luar biasa dari proses yang biasa.

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional sendiri yaitu bioteknologi yang prosesnya menggunakan mikroorganisme sebagai sarana untuk menghasilkan suatu produk. Bahkan proses bioteknologi konvensional ini juga dapat mengubah kandungan gizi pada makanan sehingga memberikan nilai tambah bagi makanan tersebut. Salah satu contoh dari proses bioteknologi konvensional yaitu fermentasi.



Bioteknologi Konvensional Fermentasi


Bioteknologi Konvensional
Dunia mikroorganisme sangatlah luas dan berhubungan dengan bidang biologi, namun kurang dipahami pada tingkat ilmiah. Selama ribuan tahun bereksperimen, manusia telah mengembangkan metode untuk memperluas dunia mikroorganisme. Dunia mikroba didefinisikan dengan ukuran, banyaknya spesies yang masuk dalam kategori ukuran berasal dari kelompok taksonomi.

Contohnya saja fungi atau jamur yang jumlahnya sekitar 74.000 dari jumlah perkiraan keseluruhan mikroba sekitar 1.500.000. Pakar biologi telah memperkirakan bahwa terdapat sekitar 3000 bakteri yang berhasil diidentifikasi spesiesnya, namun jumlah tersebut hanya 0,5% dari total spesies bakteri yang ada di dunia.

Hal tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan dunia tumbuh-tumbuhan, dimana telah diperkirakan terdapat 220.000 jenis tanaman dari jumlah yang diperkirakan mencapai 270.000. Angka tersebut menunjukkan bahwa dunia mikroba kecil yang tidak terlihat tersebut ternyata belum tereksplor semuanya dan merupakan bagian dari keanekaragaman hayati.

Ketika berbicara mengenai makanan, mikroorganisme telah digunakan dalam banyak cara yang berbeda dan penelitian mengenai mikroorganisme ini pastinya akan memakan waktu yang cukup lama bahkan seumur hidup. Ekologi mikroba akan berubah secara drastis berdasarkan lokasinya sehingga fermentasi makanan dibuat di satu tempat. Jika membuat makanan menggunakan mikroorganisme fermentasi yang sama namun di lokasi berbeda maka rasanya akan berbeda juga, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh.
Hal tersebut semakin menguatkan alasan bahwa biogeografi mikroba harus diperhatikan dalam proses produksi makanan. Kultur mikroba memberikan karunia tersendiri bagi suatu wilayah karena keberadaan mikroba di tempat tersebut dapat memberikan tanda yang cukup akurat mengenai kondisi geografis lingkungan hidup manusia dibandingkan lainnya. Dalam bioteknologi, fermentasi didefinisikan sebagai proses anaerobic cellular yang mana senyawa organik diubah menjadi molekul sederhana dan energi kimia.

Dalam bahasa sehari-hari fermentasi memiliki arti yang lebih luas yang meliputi kekompleksan enzimatik dan mikroorganisme yang merangsang terurainya makromolekul di dalam fermentasi substrat. Kebanyakan proses fermentasi terdapat pada bahan makanan dan beberapa contoh bahan makanan tersebut antara lain Fermentasi kopi.

Proses Fermentasi kopi


Bioteknologi Konvensional
Kopi adalah salah satu produk bahan makanan yang pembuatannya melalui proses fermentasi. Salah satu produk kopi fermentasi yang sangat terkenal dan harganya cukup mahal adalah kopi luwak. Mengapa kopi luwak disebut kopi fermentasi padahal di dalam perut luwak tidak terdapat ragi? Janganlah kita berpikir sejauh itu.

Luwak memakan biji kopi dan pada saat biji kopi berada di perut luwak maka terjadilah proses fermentasi karena di dalam perut luwak terdapat enzim-enzim yang mengandung senyawa fermentasi. Fermentasi kopi luwak adalah hasil dari interaksi antara mikroflora yaitu zat gula dari bakteri (Klebsiella, Erwinia, Leuconostoc, Lactobacillus) dan asam yang dihasilkan perut luwak.

Di dalam perut luwak terdapat beberapa bakteri yaitu Lactobacillus plantarum memiliki peran untuk membuat asam organik sehingga menambah cita rasa kopi. Bakteri Leuconostoc mesentoroides menciptakan pectinase yang berperan menguraikan biji kulit kopi. Selain itu ada juga bakteri (Kloeckera, Candida, Cryptococcus) yang berperan sebagai ragi dalam perut luwak dan menghasilkan alkohol.

Jadi banyaknya bakteri yang mendukung proses fermentasi kopi di dalam perut luwak menambah cita rasa kopi luwak itu sendiri.  Untuk melihat lebih banyak contoh Bioteknologi Konvensional klik link berikut : 11 Contoh Bioteknologi Konvensional

Demikian informasi tentang bioteknologi konvensional yang dapat saya sampaikan, semoga artikelnya bermanfaat. Jangan lupa untuk klik share ya, bantu teman kita yang lain agar tau tentang bioteknologi konvensional.

sumber

No comments:

Post a Comment