Kelapa kopyor adalah tumbuhan yang menyukai iklim hangat, sehingga pohon kelapa kopyor sangat pas jika tumbuh di Negara-negara tropis seperti Indonesia. Menikmati sajian olahan dari daging buah kelapa kopyor merupakan kegiatan yang menyenangkan. Apalagi saat musim panas tiba, sungguh sangat segar saat menyantap minuman ini.
Lain hal
nya dengan Negara-negara subtropis seperti belanda, eropa, amerika dan Negara
lain. Disana tidak tumbuh pohon kelapa kopyor, karena iklim yang tidak cocok
dengan syarat tumbuh pohon kelapa kopyor. Sehingga mereka harus mengimpor
kelapa kopyor dari Negara tropis penghasil kelapa kopyor.
Indonesia
merupakan Negara penghasil kelapa kopyor terbesar di dunia. Sehingga Indonesia
mempunyai potensi besar mengembangkan komoditi ekspor dari olahan daging
kelapa. Akan tetapi walaupun Indonesia adalah produsen kopyor terbesar, namun
tetap saja kebutuhan olahan daging kelapa kopyor belum memenuhi keseluruhan
kebutuhan daging kopyor dunia.
Menurut data riset perkebunan nusantara, Kelapa kopyor yang
dihasilkan oleh perkebunan di Indonesia belum sampai mencapai 20% dari total
keseluruhan produksi kelapa. Padahal jika ditinjau lebih dalam, nilai ekonomis
kelapa kopyor 10x lipat dari kelapa biasa. Coba bayangkan, jika dapat digalakan
penanaman bibit kelapa kopyor serentak, berapa banyak peningkatan ekonomi yang
akan terjadi?
Potensi ekspor kelapa kopyor, juga merupakan peluang bagi
kelapa kopyor sendiri untuk menjadi produk unggulan dalam negri. Dengan rasa
unik dan tekstur yang khas juga lembut, serta di dukung potensi ekspor yang
besar sebagai komoditas unggulan, maka budidaya kelapa kopyor dapat dipilih
sebagai program penghijauan dan meningkatkan citra produksi pertanian nasional.
Cara mengekspor olahan dari daging kelapa kopyor dengan
membekukan daging kelapa selama proses ekspor. Hal ini dapat mencegah
terjadinya pertumbuhan mikroba, enzim maupun reaksi kimia lain. Cara pembekuan
daging kelapa kopyor mempunyai prospek yang sangat baik bagi pengawetan dan
penyimpanan hasil pertanian Indonesia.
Bagi anda yang memiliki lahan atau perkebunan, tidak ada
salahnya berinvestasi jangka panjang dengan mencoba budidaya kelapa kopyor,
dengan sekali membeli bibit kelapa kopyor akan dirasakan manfaatnya hingga
berpuluh-puluh tahun, bahkan dapat diwariskan hingga anak cucu kelak. Segera hubungi
kami untuk mendapatkan bibit kelapa kopyor yang jarang jual belikan secara
bebas.
Bisnis.com, BOGOR - Guru Besar Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Sudarsono mengungkapkan komoditas kelapa kopyor mampu menyejahterakan para petani seiring dengan harganya yang relatif mahal.
Bisnis.com, BOGOR - Guru Besar Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Sudarsono mengungkapkan komoditas kelapa kopyor mampu menyejahterakan para petani seiring dengan harganya yang relatif mahal.
"Di tingkat petani saja harganya sudah mencapai rerata
Rp40.000 per butir, apalagi apabila di tingkat hilir," ujarnya di Kampus
IPB, Kamis (25/2/2016).
Dia mengatakan permintaan kelapa kopyor di Indonesia sangat
tinggi seiring ketersediaan produksinya yang dinilai minim atau tidak sebanding
antara supply dan demand.
Saat ini, populasi pohon kopyor terbesar di Indonesia ada di
Pati Jawa Tengah dengan jumlah sekitar 18.000 pohon. Sisanya berada di Lampung
sekitar 5.000 pohon dan Jember 1.000 pohon.
Dia memberi contoh seorang warga di Pati Jawa Tengar dengan
hanya menanam lima pohon di sekitar rumahnya mampu menyekolahkan anaknya ke
jenjang perguruan tinggi.
Menurutnya, tidak perlu membutuhkan lahan hektaran untuk
menanam kelapa kopyor. Cukup di tanam di halaman rumah dalam waktu lima tahun
kelapa sudah bisa dipanen.
Namun, katanya, bibit kelapa kopyor memang langka dan
relatif mahal. Oleh karena itu pihaknya saat ini tengah meneliti dengan pihak
lain untuk merekayasa bagaimana agar bibit kelapa kopyor bisa diproduksi secara
massif.
"Selama lima tahun kita lakukan penelitian dan sudah
banyak membantu petani agar produksi bibitnya semakin banyak untuk
kesejehteraan mereka," paparnya.
BIOTEKNOLOGI
No comments:
Post a Comment