Daftar isi:
I.Kata pengantar..……………………………………………………………….hal 1
II.Visi,misi,metode,target……………………………………………………….hal 2
III.Selayang pandang K.kopyor dan cerita rakyat yang mistis…….hal 3
IV.Budi daya klapa kopyor secara singkat………………………………hal 4
V.Kultur Embrio Rescue untuk perbanyakan bibit klapa kopyor…..hal 7
VI.Potensi Agrowisata klapa kopyor genjah…………………………….hal 9
VI.Bisnis klapa kopyor yang sangat menggiurkan…………………….hal 11
VI.Susuanan pengurus…………………………………………………………..hal 13
VII.Penutup……….…………………………………………………………………hal 14
Lampiran 1 Budged perkebuna k kopyor untuk 4 ha
Lampiran 2.Time schedule untuk pengembangan 4 ha
Lampiran 3. Galery
Lampiran 4.Petunjuk Teknis,Penanaman Dan Perawatan Klapa Kopyor
Kultur Jaringan oleh Dr.Imron Riyadi Msi (6 hal )
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-Nya
kami dapat menyelesaikan proposal tentang “Agrowisata Pantai Berbasis Kelapa
Kopyor
Unggul Murni Asal Kultur Jaringan “
Merupakan
suatu kebahagiaan bagi kami karena pada akhirnya kami dapat menyajikan
informasi dan data mengenai “Agrowisata
kelapa kopyor “ ini. Karakteristik demografis, geografis,
perilaku dan persepsi wisatawan mancanegara terhadap daya tarik wisata di
Indonesia dan khususnya pantai selatan pulau Jawa memang di perlukan banyak
perhatian sebab berpotensi sangant besar untuk meraih jumlah kunjungan wisata manca negara maupun domestik.
Kami harapkan usulan pengembangan “Agrowisata Pantai ” yang ber basis pada perkebunan kelapa kopyor ini bisa di tindak lanjuti sehingga membawa banyak manfaat dari segi per ekonomian pedesaan maupun perlestarian plasma nufsah Indonesia maupun technologi yang terkait.
Diharapkan
dengan informasi yang disajikan pada proposal ini dapat dipergunakan oleh semua
pihak sebagai bahan masukan dalam pembuatan kebijakan terkait dengan
kepariwisataan pesisir selatan pulau jawa dan pendapatan per kapita pedesaan.
Terima
kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
pelaksanaan survei dan penulisan proposal “Agrowisata Pantai Berbasis Kelapa
Kopyor Unggul
Murni Asal Kultur Jaringan“ ini.
Semoga
bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan pesisir selatan pulau jawa.
Bogor,1 Agustus 2018.
Susanto Sastronegoro SE.
WA 087872252754.
Susanto Sastronegoro SE.
WA 087872252754.
AGRO WISATA KELAPA KOPYOR KULTUR JARINGAN
Visi:
Mengembangkan
Agrowisata dengan aplikasi budi daya kelapa kopyor unggul asal teknologi kultur jaringan.
Misi :
1.
Mengembangkan sumber daya manusia terutama di
bidang pertanian kelapa kopyor.
2.
Mengembangkan wisata agro berbasis perkebunan kelapa kopyor asal kutur
jaringan.
3.
Meningkatkan pendapatan masyarakat desa, tahap awal di desa Cikangkung sebanyak 1.000 kk.
4.
Selanjutnya
dikembangkan ke desa-desa lain setelah program ini berhasil.
5.
Meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
desa.
6.
Melestarikan kekayaan Plasma Nutfah asli
Indonesia dan kemajuan teknologinya.
Metode:
1. Bentuk
“Inti Plasma “ sebagai penggerak program.
2. Kemitraan
bagi hasil dengan “Plasma” yang adalah Kepala Keluarga (KK) desa.
3. Mempergunakan
Dana Bergulir atau Revolving fund.
4. Mengembangkan
perkebunan inti rakyat.
Target yang akan di capai :
1.
Membentuk “Inti Plasma “Kelapa kopyor sebagai
penggerak per ekonomian desa dengan memanfaatkan lahan tidur seluas 5ha atau
50.000 m2 secara bertahap akan dicapai pada proyek pertama di tahun ke 4 dengan
jumlah tanaman kelapa kopyor 204 phn dan selanjutnya 4 ha berikut nya akan selesai di tahun ke 8
dengan jumlah tanaman 1.020 phn kelapa kopyor.
2.
Melaksanakan kemitraan sistim bagi hasil dengan
kepala keluarga (KK ) yang disebut “plasma” sebanyak 1.000 kk dengan sistim bagi hasil;1/3 bagian Plasma
dan 2/3 bagian “Inti plasma “ yang dimulai di tahun ke 5 akan selesai di tahun
ke 12 dengan jumlah tanaman kelapa kopyor 41.011 phn atau rata2 KK (plasma )
memiliki 41 phn atau sama dengan pendapatan Rp.7.400.000,-/bln/kk.
3.
Kebutuhan dana bergulir atau revolving fund
untuk proyek tsb adalah Rp.890.260.000,-
III. Selayang pandang kelapa
kopyor dan cerita rakyat yang mistis.
Kopyor (yang
oleh sebagian masyarakat di Jawa Tengah disebut garoh) adalah kelainan genetik
pada buah kelapa. Ciri kelainan ini adalah "daging buah" yang empuk dan terlepas dari tempurungnya,
jumlah air kelapa sedikit, dan aroma yang khas yang berbeda dari daging kelapa
biasa. Sifat ini merupakan hasil mutasi spontan di bagian mayang yang bersifat
setempat (biasa dikenal dalam botani sebagai chimera). Perubahan sifat ini
dapat terjadi pada saat setelah pembuahan atau bahkan sebelumnya. Buah kelapa
kopyor dapat dikenali dengan menggoyang-goyangkan buah ke kiri dan ke kanan,
dan akan terdengar bunyi seolah buah kelapa tersebut bukan terisi air tetapi
terisi pasir.Buah kopyor sangat disukai karena rasanya yang menyegarkan bila
disajikan sebagai minuman. Kegunaan lainnya ada sebagai bahan kue, baik kue
kering maupun kue basah. Nilai ekonomisnya juga sangat tinggi. Jika
dibandingkan dengan kelapa biasa, harga kelapa kopyor dapat mencapai empat
sampai 10 kalinya. Dengan teknik kultur jaringan orang dapat merakit tanaman kelapa yang mampu
menghasilkan >99% buah
kelapa kopyor.
Cerita
rakyat yang berbau mistis.
Di beberapa daerah di Jawa, masyarakat tidak memakan
daging buah kelapa kopyor karena buah tersebut dianggap sisa makanan bulan.
Menurut kepercayaan masyarakat tradisional, ketika terjadi gerhana bulan, bulan
turun ke bumi dan makan buah kelapa. Sisa buah kelapa yang telah dimakan bulan
itu menjadi kelapa kopyor. Untuk mencegah agar bulan tidak makan lebih banyak
korban, orang memukul kentongan, beduk dan benda-benda lainnya dengan tujuan
menakut-nakuti bulan agar segera meninggalkan bumi.
Kelapa kopyor merupakan komoditas andalan yang
bernilai ekonomi tinggi dan di cirikan oleh daging buah yang bertekstur gembur
dan sebagian besar tidak melekat di tempurungnya serta rasa yang gurih pada
buah yang mudah. Di Filipina, ada
mirip buah kelapa kopyor yang disebut makapuno, di Srilangka dan
Thailand disebut dikiri. Namun buah
tersebut berbeda dengan kepa kopyor baik rasa tekstur dan aromanya. Buah
kopyor ini di duga berasal dari tanaman kelapa yang mengalami mutasi genetik
secara alamiah. Kelapa berbuah kopyor adalah mutan kelapa yang ditemukan di
antara populasi kelapa normal. Buah kelapa kopyor dapat dipasarkan dalam bentuk
segar dan siap saji maupaun melalui pengolahan lebih dahulu.
Di Indonesia, pemanfaatan kelapa kopyor lebih
ditujukan untuk kebutuhan konsumsi bahan pangan berupa es kopyor, es krim
kopyor, koktil, selei kopyor dan bahan campuran kue. Di Filipina, jenis produk
yang dapat dihasilkan dari kelapa makapuno
lebih beragam dan berkembang, antara lain makapuno coconut candy, pure makapuno
preserve (buah kaleng), bokupai (kue kelapa) dan manisan. Produk produk ini
telah di pasarkan secara luas di Filipina. Hasil
survei yang di laksanakan Balitka pada tahun 2006 menunjukan bahwa kelapa
kopyor terdiri atas dua tipe, yaitu tipe Dalam dan tipe Genjah. Tipe Dalam
terdapat di Kalianda (Lampung Selatan), Ciomas (Bogor), Sumenep dan Jombang
(Jawa Timur) dan Pati (Jawa Tengah).
Di Kabupaten Pati Kelapa Kopyor Tipe Genjah tersebar
di beberapa kecamatan, yaitu Tayu, Dukuhseti, Margoyoso, Wedarijaksa, Gembong
dan Trangkil. Pertanaman kelapa kopyor ini dijumpai dalam bentuk tanaman
tunggal dan populasi.Berdasarkan riset Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan
menilai kelapa kopyor (Cocos mucifera
L. cv. Kopyor) di Pati, Jawa
Tengah, terbaik di Indonesia. Kelapa kopyor akan menghasilkan buah kopyor dengan kemurnian tinggi atau true
to type (3T) bila dikembangkan
dengan teknologi jaringan dengan teknik kultur embrio.
dengan teknologi jaringan dengan teknik kultur embrio.
IV. BUDIDAYA KELAPA KOPYOR SECARA
SINGKAT
Secara alami, tanaman kelapa
kopyor konvensional (bukan hasil kultur jaringan) yang tipe Dalam hanya menghasilkan buah kopyor sebesar 20 –
25% atau 1-2 butir per tandan. Hal ini disebabkan kelapa tipe Dalam termasuk
tanaman menyerbuk silang (allogamy) sehingga peluang bertemunya gen resisif
pada bunga betina dan serbuk sari relatif kecil. Kelapa kopyor tipe Genjah
konvensional (bukan hasil kultur jaringan) berpeluang menghasilkan buah kopyor
per tanda lebih banyak dari pada tipe Dalam, yang kadang-kadang dapat mencapai
50%. Hal ini disebabkan kelapa tipe Genjah termasuk tanaman menyerbuk sendiri
(autogamy) sehingga peluang bertemunya gen resisif pada bunga betina dan serbuk
sari lebih besar. Namun secara pasti, akan menghasilkan sekitar 25% sesuai
Hukum Genetika Mendel.
Buah kelapa kopyor tipe Dalam
terdiri atas 3 warna, yaitu hijau, hijau-kekuningan dan merah-jingga atau
coklat, sedangkan kelapa kopyor tipe Genjah terdiri atas 5 warna, yaitu; hijau,
hijau-kekuningan, coklat tua, merah-jingga (coklat muda), dan kuning gading (gading wulan). Berdasarkan tipe buah,
kelapa kopyor dengan daging buah yang tebal dan buahnya berwarna hijau dan
coklat memiliki rasa yang lebih enak dan gurih.
Perbanyakan kelapa kopyor dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara konvensional dan teknologi kultur
jaringan. Pertama, cara konvensional, menggunakan benih yang berasal dari
tandan yang menghasilkan buah kopyor yang buahnya secara fenotipik normal.
Artinya, embrio pada buah ini bersifat heterozygot sehingga akan berpeluang
menghasilkan buah kopyor sekitar 20 – 25%. Namun metode ini masih memungkinkan
menghasilkan buah yang normal 100% atau tidak ada buah kopyor sama sekali. Hal
ini artinya embrio dalam kelapa tersebut adalah homozygot dominan sehingga
tidak mempunyai gen kopyor. Tanaman yang
di perbanyak dengan cara ini apabila telah berproduksi hanya menghasilkan 1-2
butir/tandan. Cara ini telah dilakukan oleh petani di kabupaten Pati.
Metode perbanyakan atau produksi
bibit kelapa kopyor yang kedua adalah dengan teknologi kultur jaringan atau in
vitro dengan teknik kultur embrio (embryo rescue), yaitu menumbuhkan embrio
dari buah kopyor pada media buatan dalam kondisi aseptik di laboratorium. Pusat
Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) telah sejak lama
mengembangkan teknologi perakitan kelapa kopyor kultur jaringan. Peneliti
pertama yang mengembangkan adalah Dr. J.S Tahardi. Penelitian tetap dilanjutkan
dan disempurnakan di PPBBI. Sejak tahun 2005, teknologi produksi kelapa kopyor
kultur jaringan disempurnakan oleh Dr. Imron Riyadi, MSi baik pada teknologi
pada tahap in vitro maupun ex vitro serta teknologi budidaya. Teknologi budidaya kelapa kopyor kultur
jaringan yang dikembangkan oleh Dr. Imron Riyadi mencakup mulai persiapan
tanaman, perawatan, pemupukan, pengendalian hama penyakit serta pemanenan yang
akurat. Teknologi budidaya tersebut telah dibuat dan disusun dalam buku
berjudul “PETUNJUK TEKNIS, Penanaman dan Perawatan Kelapa Kopyor Asal Kultur
Jaringan.”
Tanaman yang dihasilkan dengan
cara atau teknologi ini mempunyai genetik murni (3T) karena secara genotipe
sudah homozygot resesif sehingga tanaman ini dapat berbuah kopyor > 99%.
Populasi tanaman kelapa kopyor yang diperbanyak dengan cara ini telah di tanam
di Ciomas, Bogor (Kebun Uji-lapang milik PPBBI), Purwakarta, Lampung, Riau,
Kalimantan Timur dan beberapa daerah lain.
Kelapa kopyor tipe dalam
mempunyai karakter penyerbukan silang
(allogamy). Oleh karena, untuk menjaga tingkat persentase buah kelapa kopyor
tetap tinggi (>99%), maka diupayakan pengaturan jarak tanam dengan kelapa
biasa harus minimal 500 m. Hal ini ditujukan untuk menjaga agar serbuka sari
kelapa biasa tidak bisa menyerbuki putik kelapa kopyor tersebut. Namun hal ini
tidak berlaku untuk kelapa kopyor tipe genjah. Karakter penyerbukan kelapa
kopyor tipe genjah adalan menyerbuk sendiri (autogamy) sehingga aman terhadap
penyerbukan silang dari serbuk sari kelapa lainnya meskipun jarak tanam
berdekatan. Dengan demikian, tingkat persentase buah kopyor tipe genjah lebih
kuat dan tinggi (100%) dibandingkan dengan tipe dalam.
Seperti halnya dengan jenis
tanaman kelapa lainnya, tanaman kelapa kopyor dapat di serang hama dan
penyakit. Jenis hama utama yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara
lain Plesispa rechei Chapuis, Brontispa longissima Gestro, Oryctes rhinoceros
L. dan Artona catoxantha. Oleh karena itu, sangat penting adanya pengontrolan
terhadap gejala serangan hama sejak dini agar segera dapat dikendalikan.
Sedangkan penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara lain;
bercak daun, busuk kering, busuk janur, pendarahan batang, busuk pucuk, gugur
buah dan penyakit yang di sebabkan oleh Phytoplasma. Pengendalian hama dan
penyakit yang diutamakan adalah dengan cara pegendalian sistem terpadu dengan
konsepsi analisis ekonomi.
Perhitungan kelayakan invenstasi
kelapa kopyor berdasarkan atas pedoman teknik budidaya kelapa secara umum, yang
meliputi; pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan
pasca panen. Secara umum, usaha tani kelapa kopyor cukup menjanjikan tetapi
investasi yang di lakukan harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan investasi.
SEKILAS TENTANG KELAPA KOPYOR DI
KABUPATEN PATI
Berdasarkan riset Pusat
Penelitian Kelapa Sawit Medan, kelapa kopyor (Cocos mucifera L cv. Kopyor) tipe
genjah di Pati, Jawa Tengah, merupakan kelapa kopyor tipe genjah terbaik di
Indonesia. Untuk pengembangan bibit unggul secara massal dan murni (3T), maka
seharunsya kelapa kopyor di kota bumi mina tani itu dikembangkan dengan teknik
kultur embrio.
Direktur Pusat Penelitian Kelapa
Sawit (PPKS) Medan Dr. Witjaksana Darmosaskoro menyatakan hal itu seusai
menandatangani kerja sama pembudidayaan kelapa kopyor bersama kelompok tani
“Sarwono Makmur”, Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, serta Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Pati, pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012, di Ruang Pragolo Setda
Kabupaten Pati.
Menindaklanjuti hal itu, PPKS
membeli 1.200 kelapa kopyor grade C (berdiameter 15 sentimeter) dari petani.
PPKS akan mengambil embrio kelapa kopyor itu untuk dibudidayakan dengan teknik
kultur embrio.
Kelompok tani di Pati
mengembangkan kelapa kopyor sejak 50 tahun lalu. Jenis kelapa kopyor yang
dikembangkan adalah kelapa genjah hijau kopyor, genjah coklat kopyor, genjah
kuning kopyor, dan oranye kopyor. Populasi induk pohon kelapa kopyor tersebut
sebanyak 1.951 pohon yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Tayu,
Dukuhseti, dan Margoyoso. Kelapa kopyor tersebut banyak ditanam di tepi jalan,
pekarangan, tepi sungai, dan kebun.
Hingga kini menurut Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan, luas tanam kelapa kopyor di Kabupaten Pati mencapai
378,09 ha. Tiga kecamatan yang memiliki areal per tanaman terluas yaitu
Dukuhseti, Tayu, dan Margoyoso, dengan luas berturut-turut 132,60 ha, 131,55
ha, dan 69,50 ha.
Populasi kelapa genjah kopyor Pati, memiliki enam variasi
warna buah, yaitu hijau, hijau-kecoklatan, coklat, coklat-kehijauan,
kuning-kehijauan, dan oranye (gading), namun yang paling dominan adalah yang
berwarna hijau, kuning, dan coklat. Ketiga varietas kelapa genjah kopyor
tersebut menurut Pudjo telah dilepas Menteri Pertanian pada 29 Desember 2010
sebagai varietas unggul dengan nama Kelapa Genjah Coklat Kopyor, Kelapa Genjah
Hijau Kopyor, dan Kelapa Genjah Kuning Kopyor. Hal ini dibuktikan dengan Surat
Keputusan (SK) No. 3995/KPTR/SR/120/12/2010 yang siap dilepas untuk kelapa
genjah varietas genjah cokelat kopyor. Selanjutnya, varietas genjah hijau
kopyor dengan sertifikat No. 3936/KPTR/SR/120/12/2010, dan genjah kuning kopyor
sertifikat No. 3997/KPTR/SR/120/12/2010. Dengan adanya SK Menteri Pertanian
itu, otomatis Kabupaten Pati sudah memiliki kekuatan hukum yang pasti sehingga
diperlukan pengawasan yang benar-benar intensif agar hak kekayaan lokal yang
sudah mendapat pengakuan secara nasional itu tidak dinikmati pihak lain yang
tidak bertanggung jawab.
V. KULTUR EMBRIO (EMBRYO RESCUE) UNTUK PERBANYAKAN TANAMAN KELAPA KOPYOR
V. KULTUR EMBRIO (EMBRYO RESCUE) UNTUK PERBANYAKAN TANAMAN KELAPA KOPYOR
Kelapa kopyor (Cocos nucifera cv. Kopyor)
merupakan jenis kelapa yang menghasilkan buah abnormal yaitu daging buah
(endosperma) lepas dari batoknya dan bertekstur remah. Hal ini terjadi karena
tanaman kelapa tersebut tidak memiliki gen α-galaktosidase yang bertanggung
jawab terhadap mengerasnya endosperma untuk menempel pada batok kelapa .
Di alam, tanaman kelapa kopyor
tersebar dalam populasi yang sangat rendah dan menghasilkan hanya satu atau dua
butir buah kopyor per tandan. Kelapa kopyor alami banyak dijumpai di daerah
Lampung, Tangerang, Pati, Klaten, dan Sumenep . Karena kelangkaan dan rasa khas buah kelapa kopyor maka harga buah
kelapa kopyor lebih dari sepuluh kali lipat harga kelapa biasa. Dengan semakin
populernya buah kelapa kopyor di masyarakat, maka semakin beragam aneka makanan
atau minuman yang menggunakan bahan baku daging buah kelapa kopyor. Daging buah
kelapa kopyor bertekstur remah, lepas-lepas yang mempunyai rasa manis, lezat,
dan khas berbeda dibandingkan dengan daging buah kelapa biasa. Daging buah
kelapa kopyor biasanya dibuat sebagai bahan minuman, campuran es krim, dan
aneka kue.
Buah kelapa kopyor tidak dapat
ditanam sehubungan dengan rusaknya endosperma. Embrio tidak bisa berkembang
menjadi bibit karena tidak memperoleh suplai makanan dari endosperma yang
rusak. Oleh karena itu, perbanyakan kelapa kopyor secara konvensional dilakukan
dengan menggunakan buah normal yang dihasilkan dari tanaman kelapa yang telah
dikenal menghasilkan buah kopyor
yang bersifat heterozygo. Misalnya dari satu tandan diperoleh delapan
buah kelapa, dua di antaranya kopyor, sedangkan enam lainnya normal. Enam buah
kelapa normal inilah yang disemaikan untuk menghasilkan bibit kelapa kopyor.
Namun, mengingat gen kopyor termasuk gen resesif maka hanya sekitar 25% dari
bibit tersebut yang mempunyai sifat kopyor (heterozygot). Namun ada
kemungkinan besar mendapat bibit yang mempunyai genotipe homozygot dominan
sehingga tidak akan pernah berbuah kopyor (normal murni).
Meningkatnya permintaan terhadap daging buah kelapa kopyor di
masyarakat luas mendorong usaha peningkatan produksi kelapa kopyor melalui
perluasan areal tanaman. Penyediaan bibit kelapa kopyor sulit dipenuhi melalui perbanyakan konvensional karena
rendahnya persentase bibit yang bersifat kopyor. Untuk itu, teknologi in vitro menawarkan teknologi guna mengatasi masalah
perbanyakan konvensional tersebut. Pusat
Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) telah berhasil mengembangkan
kultur in vitro kelapa kopyor melalui
teknik kultur embrio (embryo rescue). Sejak tahun 2013,
produksi bibit kelapa kopyor semakin meningkat dengan kapasitas produksi +
10.000 bibit per tahun.
Aplikasi teknologi kultur
embro, maka tanaman kelapa yang dihasilkan akan menghasilkan buah yang
hampir semuanya kopyor. Kultur embrio
kelapa kopyor pada prinsipnya adalah menyediakan bahan makanan buatan
menggantikan fungsi endosperma dalam mendukung embrio untuk tumbuh dan
berkembang menjadi bibit.
Embrio zigotik diambil dari buah kelapa kopyor berumur 10,5 – 11 bulan setelah antesis dan dikultur pada
media in vitro yang mengandung garam mineral makro dan
mikro, vitamin, bahan organik, zat pengatur tumbuh dan gula. Embrio tersebut akan tumbuh membentuk tunas (shoot) berwarna
putih kehijauan dan akar berwarna kecoklatan yang dinamakan kecambah. Selanjutnya, kecambah tersebut disubkultur atau dipindah ke tabung kultur
yang lebih besar (diameter 4
cm dan tinggi 25 cm) untuk
pertumbuhan menjadi planlet. Setelah 6-8 bulan, sebagian besar planlet sudah memiliki 2-4 daun dan
perakaran yang baik dengan tinggi lebih dari 20 cm. Pada kondisi ini, planlet
siap untuk diaklimatisasi ke lingkungan ex vitro atau lingkungan luar. Lama periode kultur
in vitro antara 6-10 bulan. Selanjutnya, planlet yang duah besar,
diseleksi dan diaklimatisasi di pesemaian (nursery)
untuk dijadikan bibit sampai diap tanam di kebun.
Aklimatisasi adalah tahap peralihan
dari kondisi in vitro di lab ke
kondisi ex vitro di lingkungan luar
yang kondisi lingkungannya (suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya)
sangat jauh berbeda, lebih ekstrem dan fluktuatif karena tidak dikontrol seperti di laboratorium.
Planlet ditanam di pot kecil berisi media berupa campuran tanah, pupuk kandang
dan pasir, kemudian diletakkan di dalam sungkup plastik transparan tertutup
rapat di pesemaian di bawah tajuk pepohonan atau paranet (waring). Setelah tiga bulan,
sungkup mulai dibuka secara bertahap. Bibit yang mulai berkembang kemudian
dipindah ke polibeg ukuran besar. Polibeg tetap diletakkan di dalam sungkup
selama beberapa minggu sebelum dipindah ke pesemaian dengan naungan kemudian ke
lingkungan luar di bawah sinar matahari langsung selama 1-2 bulan. Pada tahap
ini bibit siap untuk ditanam di lapang. Lama periode aklimatisasi antara 6-8
bulan, sehingga jangka waktu mulai dari kultur embrio sampai bibit siap tanam
sekitar 1,5 tahun. Sampai saat ini persentase keberhasilan kultur embrio kelapa
kopyor menjadi bibit yang siap tanam sekitar 70 – 90 %. Kelapa
kopyor kultur Jaringan/Kultur Embrio) yang di kembangkan
ada 2 tipe: tipe Genjah dan Dalam.
Perbedaan antara tipe dalam dengan tipe genjah antara lain:
a. Tipe Genjah, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
ü
Umur berbunga berbuah 3 tahun (berdasar
uji-lapang), sehingga BEP lebih cepat.
ü Pertumbuhan
meninggi lambat (slow growth)
sehingga terlihat pendek (dwarf) atau
cebol. Hal ini lebih efisien dalam biaya perawatan terutama pemanenan.
ü Kelebihan
khusus: bersifat autogamy (menyerbuk
sendiri) dan cleistogany (begitu
manggar/tandan bunga pecah, kondisi putik sudah terbuahi oleh polen sendiri).
Hal ini yang menyebabkan terjaganya sifat kemurnian genetik tidak terpengaruh
gen tanaman kelapa lain melalui cross pollination.
ü
Hasil dari pengamatan di lapangan,kopyor genjah
di panen per 25 hari sekali sebanyak 15 –
25 butir.
Sehingga dalam 1 tahun bisa di panen sebanyak 13 kali dengan hasil
rata2 150 - 250 butir/tahun.
b. Tipe
Dalam, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
ü
Umur berbunga berbuah 4 – 5 tahun (berdasar uji-lapang di Jawa, Sumatera, Kalimantan)
ü Pertumbuhan
meninggi normal seperti kelapa biasa.
ü
Sifat penyerbukan didominasi allogamy atau cross pollination yaitu menyerbuk silang sehingga lebih baik
(produktif) dalam bentuk populasi. Namun kemungjkinan terjadinya cross
pollination lebih besar bila dekat dengan kelapa biasa sehingga mengurangi
persentase buah kopyor. Tingkat
penurunan persentase buah kopyor tergantung sebarapa berat densitas
polen yang menyerbuk ke putik induk tanaman kopyor. Namun tidak mungkin di
bawah 50%. Oleh karena itu, lebih
aman ditanam jauh dari kelapa selain kelapa Kopyor.
VI. POTENSI PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA KOPYOR KULTUR JARINGAN TIPE GENJAH DAN AGROWISATA YANG MENGGIURKAN
Dunia perkebunan sekarang menjadi
primadona penanaman saham bisnis bagi banyak kalangan. Bagaimana tidak, dunia
perkebunan saat ini lebih menjanjikan hasilnya dibandingkan beberapa bidang
usaha lainnya. Dalam dunia perkebunan, yang terlintas pertama di pemikiran kita
tentunya adalah perkebunan sawit, karet, gaharu, dan lain-lain. Dan ternyata
selain jenis perkebunan tersebut, ada jenis perkebunan lainnya yang hasilnya
sangatlah menggiurkan. Bentuk perkebunan tersebut adalah jenis perkebunan
kelapa. Perkebunan kelapa di Indonesia memang sudah banyak, baik untuk kopra
maupun untuk konsumsi. Tetapi perkebunan kelapa yang kali ini akan diulas
disini adalah perkebunan kelapa kopyor genjah. Mari kita pelajari lebih lanjut
kenapa perkebunan kelapa kopyor genjah ini hasilnya sangat menggiurkan. Banyak kalangan yang belum mengetahui
akan menariknya usaha kelapa kopyor. Karena banyak banyak yang belum tahu tentang manfaat dan tingginya nilai
kelapa kopyor, khususnya tipe genjah. Selanjutnya dibahas mengenai alasan kenapa potensi perkebunan kelapa kopyor
genjah sangat menggiurkan. Ada beberapa alasan mendasar yang dapat diterima
nalar dan dapat diterjemahkan dalam ilmu ekonomi terkait nilai keuntungannya.
Di bawah ini akan dibahas beberapa alasan usaha perkebunan kelapa kopyor kultur jaringan
tipe genjah. Oleh karena itu sangat penting untuk diangkat dan diajukan argumentasi dalam proposal ini:
1. Buah
kelapa kopyor adalah buah dengan nilai ekonomis tinggi.
Tidak heran memang dengan alasan ini,
semua orang sudah tahu, apalagi yang sudah pernah mencicipi dan membeli buah
kelapa kopyor. Harga buah kelapa kopyor tergolong tinggi untuk ukuran harga
buah-buahan. Bagaimana tidak, harga terendah buah kelapa kopyor terhenti di
angka Rp20.000,-/butir dan harga tertinggi bisa mencapai Rp40.000,-/butir.
Bukankah itu harga yang
sangat dahsyat untuk menebus 1 butir kelapa. Padahal seperti yang kita tahu,
harga kelapa yang biasa dimanfaatkan sebagai santan hanya sekitar Rp.2.000,- sampai dengan Rp 4.000,- per butir. Hal ini berarti nilainya
bisa mencapai 10x lipatnya
dibandingkan dengan buah kelap biasa.
Dengan demikian, alasan ini bisa menjadi alasan yang mutlak untuk
membangun perkebunan kelapa kopyor genjah. Kelapa
kopyor genjah mulai berbuah + umur 3 tahun dengan hasil buah 15 sd 25 butir setiap 25
hari, Jadi kalau diambil rata-rata, produksinya bisa mencapai 20 btr x 13 =260 btr per
tahun. Bila harga per buah
Rp.25.000, maka potensi pendapatan
sebesar Rp.6.500.000,-/tahun atau Rp.500.000,-/25 hari.
2. Buah kelapa tidak tergantung musim (setiap saat ada).
Dari dulu sampai sekarang tidak ada
yang bilang "sekarang adalah musim buah kelapa", seperti yang sering
kita dengar ketika musim buah rambutan datang dan musim buah yang lainnya
datang. Karena semua hari dan semua musim adalah musim buah kelapa. Begitu juga
status ini dimiliki oleh buah kelapa kopyor genjah. Kalapa kopyor genjah
bukanlah buah musiman. Buahnya dapat dipanen setiap waktu sepanjang tahun
dengan kisaran waktu yang
telah ditentukan dengan jadwal panen.
Jadi yang memiliki perkebunan kelapa kopyor genjah akan panen buah kelapa
kopyor genjah setiap hari bisa dan tidak over
suplay sebab kelapa kopyor bukan buah musiman.
3. Panen buah kelapa kopyor
genjah tidak bersifat masal
Masih mengenai panen buah yang bukan
musiman, pasti akan merasa takut harga anjlok karena panennya banyak sepanjang
tahun. Hal ini tidak perlu
dikhawatirkan karena tidak akan terjadi. Karena sistem panen buah kelapa
kopyor tidak bisa masal seperti buah yang lainnya. Panennya bertahap dengan
kuantitias buah kelapa kopyor yang diperoleh yang tidak terlalu banyak. Hanya
saja kisaran waktu panen hanya sekitar 3 hari jeda, jadi 1
minggu bisa panen 2 kali
dengan kuantitas hasil yang berbeda pula. Jadi pemasaran buahnya akan tetap stabil
dan tidak terkoyak dengan harga musiman.
4. Pohon cepat berbuah dengan produktivitas buah tinggi, dan umur produktif lama (> 25 tahun)
Khusus argumentasi ini menyangkut masalah jangka panjang. Umur
kelapa kopyor genjah termasuk dalam kategori tumbuhan berumur lama dengan
produktivitas buah yang tinggi. Umurnya bisa sampai puluhan tahun (> 25 tahun) dengan hasil buah
yang melimpah. Selain itu pohon kelapa kopyor genjah berbeda dengan jenis
kelapa lainnya seperti kelapa tipe dalam. Pertumbuhan normal kurun waktu
3 tahun sudah bisa berbuah pertama dan
buah akan siap panen pada umur 10 -
11 bulan berikutnya.
5. Konsumsi buah kelapa kopyor
semakin meningkat
Dengan semakin populernya buah kelapa kopyor, maka semakin banyak yang
tertarik dan menggemari untuk menikmati buah kelapa kopyor. Terutama di perkotaan, banyak
orang yang mencari dan mengkonsumsi buah kelapa kopyor. Peningkatan konsumen
akan terus bertambah dengan semakin
dikenalnya buah ini di masyarakat
luas.
Selain dari masyarakat, ada beberapa
perusahaan yang membutuhkan buah kelapa kopyor sebagai bahan baku produknya,
salah satunya adalah perusahaan Ice Cream Campina yang digunakan untuk membuat
es krim kelapa kopyor Campina. Resto2
berkelas biasa mempunyai menu kelapa kopyor dengan harga es kelapa kopyor cukup malah,bisa mencapai Rp.30.000-
Rp40.000/gelas. Kelapa kopyor jaga
bisa di kembangkan untuk produck2 lain seperti Candy,caramel kopyor,kue2,ice
cream dan masih banyak lagi
tergantung kreasi dan inovasi kuliner.
6. Tidak ada perawatan khusus
seperti buah istimewa
Argumentasi terkahir ini tentang teknik penanaman dan perawatan yang
tidak merepotkan dan cukup
sederhana. Panduan dan pedoman perawatan sudah dibuat alam bentuk SOP hasil
riset yang dilakukan oleh Dr. Imron Riyadi dari PPBBI Bogor. Kelapa kopyor genjah dapat tumbuh di segala
kondisi tanah, termasuk jenis
tanah kapur. Ketinggian permukaan
tanah cukup luas yaitu 0 – 700 m DPL. Yang terpenting adalah lokasi tersebut
harus cukup sinar matahari, minimal fotoperiodisme 7 – 8 jam/hari. Pemupukan
juga mudah, cukup sekali pemupukan dengan pupuk kandang dan sekali pemupukan
dengan pupuk kimia seperti NPK setelah sudah tumbuh sekitar 1 tahun. Pohon
kelapa lebih tahan terhadap serangan
hama, sehingga jarang terjadi masalah hama yang serius. Untuk perawatan budidaya dan pengendalian hama
penyakit, dapat dilihat di SOP Petunjuk Teknis penanaman dan erawatan bibit
kelapa kopyor kultur jaringan.
Selain alasan-alasan tersebut
sebenarnya masih banyak sekali alasan yang mendasari mengapa potensi perkebunan
kelapa kopyor begitu menggiurkan. Tidak perlu banyak dan luas dalam memiliki
kebun kelapa kopyor, cukup memiliki lahan 1 hektar dengan keberadaan 204 batang
pohon dengan jarak tanam 7x7m, bila
mengikuti SOP yang benar akan berproduksi bagus yang dapat dijadikan sebagai
tabungan hari tua yang menjanjikan.
VII. Bisnis Kelapa Kopyor Sangat Menggiurkan
Saat ini permintaan kelapa untuk minuman air kelapa
sangat tinggi, hampir semua restoran dan tempat rekreasi memerlukan, karena itu
budidaya kelapa pasti untung. Apalagi kalau yang dibudidayakan adalah kelapa
kopyor. Hal tersebut diungkapkan oleh
Dr. Agus Susanto, peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) kepada
perkebunan news.com, di Purwakarta. Saat ini harga kelapa kopyor sangat tinggi
atau berkisar antara Rp 30.000 – 40.000/butir di kebun. Nilai ekonominya jauh
lebih tinggi , sehingga bisnis budidaya kelapa kopyor sangat menggiurkan. “Selain itu, kelapa kopyor merupakan varietas asli Indonesia yang
berasal dari Pati, Jawa Tengah. Tetapi karena sifatnya yang homozigot resesif
maka peluang terjadinya kopyor hanya 25%,” jelas Dr. Agus.
Di daerah Pati
sendiri, Dr. Agus mengatakan bahwa dalam satu janjang hanya 1-2
buah saja yang kopyor. Itulah sebabnya meskipun permintaan tinggi tetapi
penambahan pasokan tidak naik signifikan. Apalagi areal kebun kelapa milik
petani luasannya kecil. PPKS sudah bisa mengatasi masalah ini dengan teknologi kultur
embrio hasil transfer teknologi dari
PPBBI yang dimbimbing langsung oleh Dr.
Imron Riyadi. Melalui teknologi
kultur embrio, telah
dihasilkan bibit yang mampu menghasilkan kopyor 100%. Saat ini Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengelola kebun kelapa
kopyor sekaligus pembibitan metode
kultur embrio bekerjasama dengan PTPN VIII seluas 3 ha di Purwakarta, Jawa
Barat. Kepala Unit Kebun Kelapa
Kopyor tersebut dipimpin oleh Bapak Dedi Waskito. Kepala Kebun Kelapa Kopyor PPKS, menyampaikan bahwa saat ini PPKS
mampu menghasilkan bibit kelapa kopyor sebanyak 1.500/bulan. “Saat ini banyak orang yang ingin menanam
sehingga harus antri. Setiap ada bibit yang siap tanam sudah langsung diambil
konsumen,” kata Dedi. Sedang produksi
kelapa kopyor dengan luas kebun sebesar 3 ha, setiap bulan mampu menghasilkan
1.500 – 1.700 butir. Pembeli buah kelapa
juga antri bahkan setiap ada panen 500 butir langsung diangkut. “Tapi harus diakui meskipun permintaan
sangat tinggi tetapi dengan luas kebun 3 ha masih rebutan. Bahkan permintaan dari sebuah perusahaan ice cream
tidak bisa penuhi,” Melihat situasi
pasar dan pasokan,Dr. Agus
menyarakan kepada masyarakat untuk menanam kelapa kopyor karena bisa
meningkatkan kesejahteraanya. Kuncinya adalah menggunakan bibit yang berasal dari
kultur embrio yang unggul.
Adapun masalah hama utama budidaya kelapa adalah kumbang Oryctes. Banyak orang menanam kelapa hancur karena hama ini. “PPKS
sudah menyediakan teknologi yang bisa mengatasinya yaitu penggunaan feromon,”
kata Dr. Agus. Bertanam
kelapa kopyor 1 ha itu sudah mendatangkan
pendapatan yang lumayan untuk 1 KK. Pada luas lahan 1 rante (400 m2) bisa menanam 9 batang. Karena harga bibit
yang mahal biaya awal investasi tahun pertama sampai Rp 15 juta, dengan
komponen terbesar untuk bibit sedang sisanya untuk penanaman, perawatan, pupuk
organik dan feromon. Tahun ke empat bila menggunakan kopyor genjah sudah bisa berbuah. Dengan harga kelapa kopyor Rp 25.000/butir
maka setiap tahun bisa menghasilkan 20x13x9 = 2.340 btr, maka dalam 3 tahun total
pengeluaran Rp 20.000.000 sedang pendapatan Rp 58.500.000,
sehinggakeuntungannya bisa mencapai Rp 38.500.000,-. Kemudian untuk tahun ke empat total
pendapatan Rp 58.500.000 sedang pengeluaran Rp 2.000.000, maka keuntuntungan
bisa mencapai Rp 56.500.000/tahun
atau per bulan bisa menghasilkan Rp
4.700.000. Dengan begitu tahun
berikutnya sudah bisa daftar haji. Ini dengan luas lahan hanya 20 x 20 m saja .
Kalau punya 1 hektar maka keuntungan per bulan mencapai Rp 80 – 100 juta.”
SUSUNAN PENGURUS
AGROWISATA KELAPA KOPYOR KULTUR JARINGAN
Contack person Santo wa 087872252754
DEWAN PEMBINA :
Bapak Kelapa desa atau instansi terkait.
Susanto Sastronegoro, SE
KETUA PELAKSANA:
Mohamad Sobari, Spd
Dr. Imron Riyadi, MSi. (Tenaga Ahli PPBBI )
SEKRETARIS:
Ulfa
BENDAHARA:
Drs. Ridwan Suhasan
Contack person Santo wa 087872252754
DEWAN PEMBINA :
Bapak Kelapa desa atau instansi terkait.
Susanto Sastronegoro, SE
KETUA PELAKSANA:
Mohamad Sobari, Spd
Dr. Imron Riyadi, MSi. (Tenaga Ahli PPBBI )
SEKRETARIS:
Ulfa
BENDAHARA:
Drs. Ridwan Suhasan
KETUA HARIAN :
Benny SMhk
Edy Lesmana
PELAKSANA HARIAN :
DISCLAIMER AND/OR LEGAL NOTICES
Benny SMhk
Edy Lesmana
PELAKSANA HARIAN :
DISCLAIMER AND/OR LEGAL NOTICES
Segala penjelasan dibuat seakurat mungkin untuk menggambarkan produk
ini dan potensi besar yang ada. Contoh tidak dapat dianggap sebagai janji atau
garansi untuk mendapatkan keuntungan maksimal tergantung pada pengguna yang
menggunakan produk, ide, teknik dan cara yang diterapkan. Hasil berbeda-beda
dan tidak ada garansi bahwa akan menerima hasil yang sama seperti kami atau
orang lain, bisa menghasilkan keuntungan lebih banyak atau kurang, bahkan tidak
sama sekali karena banyak factor lain yang mempengaruhi kesuksesan.
PENUTUP
PENUTUP
Besar harapan kami untuk dapat berkerja
sama dengan semua pihak pemangku kebijakan dan kami siap membantu sesuai dengan
ketrampilan, kemampun dan keahlian
kami.
Merupakan suatu kebahagiaan bagi kami
karena pada akhirnya kami dapat menyajikan informasi dan data mengenai “Agrowisata Kelapa Kopyor Kultur Jaringan Pantai Cikangkung“
ini. Karakteristik
demografis, geografis, perilaku, metoda
dan persepsi wisatawan lokal
maupun mancanegara terhadap daya tarik wisata di Indonesia dan khususnya pantai
selatan pulau Jawa memang di perlukan banyak perhatian dan sentuhan khusus
sebab berpotensi sangant besar untuk meraih jumlah kunjungan wisata manca
Negara maupun domestik.
Kami harapkan usulan pengembangan
“Agrowisata pantai Cikangkung” yang berbasis pada perkebunan kelapa kopyor kultur jaringan ini bisa di tindak
lanjuti sehingga membawa banyak manfaat dari segi perekonomian pedesaan maupun
perlestarian plasma nutfah
Indonesia maupun teknologi
yang terkait serta kepariwisataan Indonesia.
Diharapkan dengan informasi yang
disajikan pada proposal ini dapat dipergunakan oleh semua pihak sebagai bahan
masukan dalam pembuatan kebijakan terkait dengan kepariwisataan pesisir selatan
pulau jawa dan pendapatan per kapita pedesaan.
Terima kasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan survei dan penulisan
proposal “Agrowisata pantai berbasis kelapa kopyor“ ini.
Semoga bermanfaat bagi pengembangan
kepariwisataan pesisir selatan pulau jawa dan juga perekonomian pedesaan.
Bogor, 1 Agustus 2018
Susanto sastronegoro SE (wa 087872252754)
Lampiran ke 1 | Column2 | Column3 | Column4 | Column5 |
BUDGED PERKEBUNAN K. KOPYOR KULTUR JARINGAN PPBBI | ||||
Target tanam 4 ha secara bertahap. | ||||
I | TAHAP I KLAPA KOPYOR DENGAN LUAS 10.000 M2 (1 HA ) ISI 204 PHN | |||
Lampiran ke 1 | ||||
No. | Uraian | Rp. | ||
A | Biaya tanam klapa kopyor untuk 1 ha (204 phn ) | |||
1 | Pembersihan lahan (land clearing) | Rp 6,000,000.00 | ||
2 | Lubang tanam (204 lubang) | Rp 2,040,000.00 | ||
3 | Pupuk kandang 250 krg | Rp 2,500,000.00 | ||
4 | Biaya tanam 204 @5000 | Rp 1,020,000.00 | ||
5 | Harga bibit 204@1.500.000 | Rp 306,000,000.00 | ||
6 | Biaya kirim 204x5kgx10.000 | Rp 10,200,000.00 | ||
Total | Rp 327,760,000.00 | |||
B | FASILITAS | |||
1 | Sumur 1 bh | Rp 3,000,000.00 | ||
2 | Bangunan pengendali 100m | Rp 50,000,000.00 | ||
3 | Peralatan dan fasilitas | Rp 10,000,000.00 | ||
Rp 63,000,000.00 | ||||
C | BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN | |||
1 | Karyawan bulanan 2 org@3jt | Rp 72,000,000.00 | ||
2 | Karyawan harian 3@50.000x30x12 | Rp 54,000,000.00 | ||
3 | Pupuk dan obat2 an 250@10.000 | Rp 2,500,000.00 | ||
4 | Obat2 an 40@50.000 | Rp 2,000,000.00 | ||
5 | Konsumsi dll | Rp 36,000,000.00 | ||
Rp 166,500,000.00 | ||||
Total biaya tanam tahap 1 | Rp 557,260,000.00 | |||
D | Biaya operasional tahun ke 2 | Rp 166,500,000.00 | ||
E | Biaya operasional tahun ke 3 | Rp 166,500,000.00 | ||
GRAN TOTAL TAHAP KE 1 (3 thn ) | Rp 890,260,000.00 | |||
F | Tahun ke 4 ada masa panen perdana | |||
1 | Hasil 1 thn 25btrx13x204x25.000 | Rp 1,326,000,000.00 | ||
2 | Biaya panen 53.040 btr @1000 | Rp (53,040,000.00) | ||
3 | Biaya operasinal tahunan (ke 4 ) | Rp (166,500,000.00) | ||
Sisa | Rp 1,106,460,000.00 | |||
Pemakaian dan proyek 1 (3 th ) | Rp (890,260,000.00) | Tarik Modal | ||
Bisa kembali modal di tahun ke 4. | ||||
Surplus | Rp 216,200,000.00 | |||
Note. | ||||
Potensi proyek 1 sd peremajaan 25 thn. | ||||
20 thn income surplus panen | Rp 22,129,200,000.00 | |||
surplus di thn ke 4 | Rp 216,200,000.00 | |||
Total | Rp 22,345,400,000.00 | |||
II | TAHAP KEDUA KOPYOR DENGAN LUAS 30.000 M2 (1 HA ) ISI 204 PHN THN KE 5 | |||
A2 | Biaya tanam klapa kopyor untuk 1 ha (204 phn ) | |||
1 | Pembersihan lahan (land clearing) | Rp 6,000,000.00 | ||
2 | Lubang tanam (204 lubang) | Rp 2,040,000.00 | ||
3 | Pupuk kandang 250 krg | Rp 2,500,000.00 | ||
4 | Biaya tanam 204 @5000 | Rp 1,020,000.00 | ||
5 | Harga bibit 204@1.500.000 | Rp 306,000,000.00 | ||
6 | Biaya kirim 204x5kgx10.000 | Rp 10,200,000.00 | ||
Total | Rp 327,760,000.00 | |||
B | FASILITAS | |||
1 | Sumur 1 bh | Rp 3,000,000.00 | ||
2 | Bangunan pengendali 100m | Rp 50,000,000.00 | ||
3 | Peralatan dan fasilitas | Rp 10,000,000.00 | ||
Rp 63,000,000.00 | ||||
C | BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN | |||
1 | Karyawan bulanan 2 org@3jt | Rp 72,000,000.00 | ||
2 | Karyawan harian 3@50.000x30x12 | Rp 54,000,000.00 | ||
3 | Pupuk dan obat2 an 250@10.000 | Rp 2,500,000.00 | ||
4 | Obat2 an 40@50.000 | Rp 2,000,000.00 | ||
5 | Konsumsi dll | Rp 36,000,000.00 | ||
Rp 166,500,000.00 | ||||
Total biaya tanam tahap 2 thn ke 5 | Rp 557,260,000.00 | |||
D | Biaya operasional tahun ke 6 | Rp 166,500,000.00 | ||
E | Biaya operasional tahun ke 7 | Rp 166,500,000.00 | ||
GRAN TOTAL TAHAP KE 2 (3 thn ) | Rp 890,260,000.00 | |||
Tahap ke 2 (3 thn ) untuk 3 ha (612 phn ) | Rp 2,670,780,000.00 | Thn ke 7 | ||
890.260.000 x 3 | ||||
Note | ||||
Penghasil kebun tahap 1 tahun ke 5 | Rp 1,106,460,000.00 | |||
Penghasil kebun tahap 1 tahun ke 6 | Rp 1,106,460,000.00 | |||
Penghasil kebun tahap 1 tahun ke 7 | Rp 1,106,460,000.00 | |||
Total | Rp 3,319,380,000.00 | |||
Tahap ke 2 (3 thn ) untuk 3 ha (612 phn ) | Rp 2,670,780,000.00 | thn ke 7 | ||
Surplus | Rp 648,600,000.00 | thn ke 7 | ||
Note . | ||||
Tahun ke 8 pendapatan. | ||||
Surplus tahun ke 7 | Rp 648,600,000.00 | |||
Kebun tahap 1 (204 phn ) | Rp 1,106,460,000.00 | |||
Kebun tahap 2 (612 phn) panen pertama | ||||
1.106.460.000.000 x 3 | Rp 3,319,380,000.00 | |||
Surplus tahun ke 8 | Rp 5,074,440,000.00 | |||
Total potensi produksi rata2 selama 25 thn untuk 4 ha adalah : | ||||
Pendapatan per tahun | Rp 4,425,840,000.00 | |||
Masa produksi (25-3 =22 thn prod) | Rp 97,368,480,000.00 | |||
Column1 | Column2 | Column3 | Column4 | Column5 | Column6 | Column7 | Column8 | Column9 | Column10 | Column11 | Column12 | Column13 | Column14 | Column15 | Column16 | Column17 | |
Time shedule untuk proyek 4 ha k kopyor ppbbi | |||||||||||||||||
Thn | |||||||||||||||||
Uraian | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | ||
1 | Tahap 1 (1 ha ) isi 204 mulai tanam thn 1 | 1 | 2 | 3 | |||||||||||||
2 | Tahap ke 2 (3 ha ) 612 phntanam than ke 5 | 5 | 6 | 7 | |||||||||||||
3 | Tahap 1 (1 ha ) isi 204 mulai panen ke 1 | ||||||||||||||||
4 | Tahap 2 (3 ha ) isi 612 mulai panen ke 1 | ||||||||||||||||
Note | |||||||||||||||||
Tahap 1 (1 ha ) mulai panen tahun ke 4 | |||||||||||||||||
Tahap 2 (3 ha ) mulai panen tahun ke 8 | |||||||||||||||||
Bibirnya satu pokok brp boss
ReplyDeleterp.1.500.000,--gan
Delete