Wednesday, September 18, 2019

Bagaimana Prospek Pasar Kelapa Kopyor?


Istimewa
Pertanyaan :
Saya memiliki tanaman kelapa kopyor. Saya ingin bertanya mengenai prospek pasar kelapa kopyor dan bagaimana cara memperbanyaknya?
Terimakasih,
Renny, Bogor


Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaannya. Istilah kelapa kopyor sebenarnya bahasa Jawa. Kopyor berarti hancur. Dalam hal ini kelapa itu secara proses fisiologis tidak terbentuk sempurna pada bagian daging kelapanya.
Bedanya dengan telur kopyor, kalau telur kopyor maka akan menjadi busuk dan tidak bisa dikonsumsi. Sementara kalau kelapa kopyor, justru harganya jauh lebih mahal dibanding dengan kelapa normal, karena kelapa kopyor enak dimakan dan rasanya lebih istimewa.
Kelapa Kopyor, selama ini seperti menjadi barang mewah di kalangan konsumen kelapa muda. Setelah diteliti oleh para ahli, ternyata terjadinya kelapa menjadi ”kopyor” karena adanya ”mutasi” dalam bentuk kegagalan fisiologis pada proses pembentukan buahnya.
Kegagalan fisiologis itu disebabkan tanaman kekurangan (defisiensi) enzim α-D-galaktosidase sehingga buah kelapa tidak dapat membentuk daging buah secara sempurna menempel dibatok kelapanya. Daging buah terbentuk dalam jumlah sebanyak kelapa normal, tetapi dalam kondisi ”hancur” bercampur dengan air kelapa.
Pada saatnya kelapa normal menjadi tua dan airnya berkurang, kelapa kopyor airnya juga berkurang, tetapi daging buahnya tetap dalam kondisi ”hancur”. Nah saat itulah, kalau buah kelapa dikocok-kocok atau digoyang-goyang akan terdengar suara khas, dalam bahasa Jawanya ”upyuk-upyuk”. Dari setiap tandan kelapa, tidak semua kopyor. Dari beberapa penelitian diberbagai tempat, paling banyak dihasilkan buah kopyor sekitar 50% dari setiap tandannya. Tetapi ada hikmah baiknya dari peristiwa ini, karena yang 50% buah normalnya, setelah tua nanti dapat digunakan sebagai bibit.
Mungkin hanya buah kelapa yang ”gagal” atau kopyor yang rasanya istimewa. Karena itu pula harga jualnya juga menjadi berlipat-lipat dibanding kelapa muda biasa atau kelapa tua. Buah kelapa tua harganya saat ini sekitar Rp750,-/butir, untuk kelapa muda (degan) harganya sekitar Rp3.000,-/butir, sedangkan kelapa kopyor harganya sekitar Rp15.000 s.d. 20.000,-/butir. Keistimewaan lain dari mutasi tanaman kelapa itu adalah, bahwa kemampuan menghasilkan buah kopyor itu adalah sifatnya yang diturunkan.
Jadi beruntunglah Ibu, karena memiliki pohon kelapa yang buahnya kopyor. Ibu dapat memperbanyaknya sendiri atau dibantu orang lain.  Karena itu, prospek dari pengembangan kelapa kopyor kedepan, dengan semakin membaiknya ekonomi masyarakat, akan semakin baik. Di Indonesia, konsumen kelapa kopyor umumnya adalah orang-orang kaya direstoran, hotel-hotel atau tempat mewah lain. Kalau dapat dikembangkan secara luas dan produksi banyak, agaknya kelapa kopyor memiliki peluang besar untuk di eksport, karena kelapa hanya dapat diproduksi di daerah tropis. Beberapa waktu lalu, saat saya mengunjungi Pasir Panjang Trade-centre di Singapura, disana banyak dipasarkan kelapa muda dari Indonesia dan malaysia. Tetapi belum ada yang kelapa kopyor-nya. Apakah peluang ini akan diambil?
Cara memperbanyak & membudidayakannya.
Pohon kelapa kopyor yang berkembang saat ini, ada kelapa kopyor jenis ”genjah” dan ada yang jelis ”dalam”. Yang jenis genjah dapat berbuah lebih awal mulai umur empat tahun, namun buahnya kecil-kecil. Yang jenis kelapa dalam, akan mulai berbuah pada umur sekitar enam tahun, tetapi buahnya besar-besar. Kelapa kopyor yang besar dan warna kulitnya hijau banyak disukai konsumen, sehingga harganya lebih mahal dari yang lain. Dengan menghasilkan kelapa kopyor, tentu petani akan memperoleh pendapatan lebih banyak dibanding bila panen kelapa normal. Perbanyakan atau pengembangan tanaman kelapa kopyor dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama melalui biji dari buah kelapa normal yang dihasilkan dari pohon yang menghasilkan buah kelapa kopyor. Tanaman kelapa dari biji yang asalnya dari pohon yang biasa menghasilkan buah kopyor, nanti juga akan menghasilkan buah kelapa kopyor pula. Cara memperoleh buah kelapa untuk itu dapat dilakukan sebagai berikut. Panen kelapa kopyor, biasanya dilakukan saat 70% masak/tua. Saat panen dilakukan dengan memilih dari sekelompok buah kelapa dari setiap tandan yang siap panen kopyor, dengan cara mengocak-ocak ditandan yang masih dipohonnya. Hanya yang kopyor yang dipetik.
Sementara yang tidak kopyor ditinggal ditandannya, dibiarkan hingga menjadi tua dengan ciri kulitnya 80% lebih telah nampak mengering. Buah kelapa yang sudah tua penuh itu, dipetik, sebaiknya tidak dijatuhkan dari pohon, tetapi diturunkan dengan tali/tambang. Buah dilepas dari tandannya lalu disimpan/disemai pada tempat yang sedikit lembah dan agak gelap. Buah kelapa calon bibit boleh digantung atau dihamparkan ditanah ditunggu hingga nampak mulai tumbuh beberapa cm dari titik tumbuhnya. Biasanya ini memerlukan waktu sekitar enam bulan. Setelah itu, bibit yang telah mulai bersemi itu dapat dipindah dikebun semai. Dapat dipolibag besar ukuran garus tengah 30 cm, atau dilahan langsung.
Bibit dapat siap tanam dikebun produksi setelah tumbuh setinggi 80 – 100 cm. Cara ini lebih murah dan cepat, karena tanaman yang diturunkan melalui biji menyerbuk terbuka, walau tanaman kelapa itu 95% menyerbuk sendiri, dimungkinkan ada perubahan sifat. Baik positif maupun negatif.
Kedua, perbanyakan dengan teknik kultur jaringan. Cara ini rumit karena memerlukan proses dilaboratorium yang bersifat infitro – dilajutkan proses aklimatisasi – pembesaran dipsesemaian hingga setinggi 80 – 100 cm – baru masuk kebun produksi. Kelebihan dari cara kultur jaringan ini adalah bahwa pohon baru yang dihasilkan akan memiliki sifat sama persis (100%) dengan induknya. Cara ini lebih mahal dan lebih lama. Untuk menghasilkan bibit dengan ketinggian 80 – 100 cm membutuhkan waktu hingga 3 tahun lebih.
Cara budidaya kelapa kopyor pada dasarnya sama dengan kelapa lainnya. Prinsipnya adalah, bahwa tanaman dijaga kesehatannya, dicukupi kebutuhan zat makanannya, hingga mampu memproduksi buah sebanyak-banyaknya, secara kontinyu sepanjang tahun. Kelapa yang baik, akan dapat dipetik (kelapa kopyornya) setiap 25 – 30 hari sekali. Untuk kelapa jenis genjah yang buahnya kecil, satu tandan, biasanya mampu menghasilkan minimal 10 - 16 butir. Sementara untuk kelapa dalam daya produksinya sekitar 6 – 12 butir.
Untuk menjaga produktifitas agar tinggi, harus dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda adanya serangan hama/penyakit. Hama Wangwung (Orictes rynocerus) yang ”menggunting” daun dapat dikendalikan dengan jamur antagonis dan pembersihan sekitar pelepah. Hama ”bajing” diperangkap. Penyakit becak daun bergaris (Helminthosporium sp) dapat dikendalikan dengan fungisida. Pemupukan dilakukan setahun dua kali pada awal dan akhir musim penghujan dengan pupuk organik + NPK dan KNO3.
Panen & pasca panen.
Panen dapat dilakukan dengan mengambil setandan kelapa yang siap panen stadia ”kelapa muda”. Dalam satu tandan biasan terdiri dari buah yang normal dan buah yang kopyor. Yang normal dijual sebagai ”degan” biasa dan yang kopyor dijual dengan harga khusus.
Cara kedua adalah dengan memilih-milih buah yang kopyor langsung dipohon. Yang kopyor dipetik dan yang normal ditinggal untuk dipiara menjadi bibit. Cara ini cukup sulit sehingga jarang dilakukan. Akhirnya, bila akan membuat bibit, seluruh tandan dibiarkan tua lalu dipetik sekaligus. Resikonya, yang kopyor ikut menjadi tua, namun masih dapat dikonsumsi sebagai kelapa kopyor, walau rasanya tidak seenak kalau dipetik agak muda sedikit.

sumber

No comments:

Post a Comment