Tuesday, July 17, 2018

Menjelajah ke Negeri Kelapa Kopyor di Pati


Kelapa Kopyor

Kelapa kopyor asal Kabupaten Pati memang sudah dikenal kualitasnya seantero negeri, dari Sabang hingga Merauke. Sayangnya, buah ini sangat susah didapatkan, stok terbatas, barang langka, sehingga harganya melambung tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang dan Surabaya.

Ada tiga daerah di Pati yang menjadi sentra penghasil kelapa kopyor terbesar yang reputasinya sudah dikenal di Indonesia, yaitu Kecamatan Dukuhseti, Tayu dan Margoyoso. Semuanya berada di wilayah Pati bagian utara, Jawa Tengah.

Oleh karena itu, redaksi Direktoripati.com menggelar serangkaian liputan bertajuk "Jalan-jalan ke Negeri Kelapa Kopyor" yang dilakukan di Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti. Dalam hal ini, kami ditemani Pak Suratman, Ketua Perkumpulan Petani Kelapa Kopyor dan Pengusaha Benih Sidodadi Makmur Alasdowo.

Hampir setiap rumah yang ada di Dukuhseti dipastikan memiliki pohon kelapa kopyor. Dari informasi yang dihimpun, itu karena warisan leluhur nenek moyang lintas generasi dari zaman ke zaman.

Kelapa kopyor menjadi komoditas andalan warga Dukuhseti yang saat ini dikenal dunia. Namun, jika Anda berkunjung ke daerah ini dan ingin mengambil buah kelapa kopyor, sebaiknya Anda meminta ahli yang bisa mendeteksi mana kelapa kopyor dan mana kelapa sayur.

Lho, kok bisa? Begini. Satu pohon kelapa kopyor belum tentu menghasilkan jenis kopyor semua. Menurut Suratman, satu tangkai/tandan/janjang biasa berisi 15 buah bisa menghasilkan jenis kopyor beragam, mulai dari 5 buah bahkan hingga 10 buah.

Hal itu tidak bisa diprediksi, tergantung angin atau si tawon/lebah yang melakukan penyerbukan. "Saat panen, rata-rata satu janjang biasanya menghasilkan buah kopyor 40 persen. 60 persen di antaranya jenis sayur biasa," tutur Suratman kepada Direktoripati.com.

Perbincangan kami di pekarangan belakang rumah yang tumbuh berjajar nan rimbun kelapa kopyor semakin seru. Tiba-tiba saja, Pak Suparman warga setempat menawarkan diri untuk mengambilkan buah kopyor dari pohonnya langsung.

Dengan cekatan, Pak Suparman mengetuk satu per satu buah kelapa yang berada di pucuk pohon setinggi 30 meter. Dua buah yang diduga kopyor, dijatuhkan dari atas.

Hebat! Setelah dibuka, benar adanya. Dua buah yang dijatuhkan benar-benar kopyor. Kenapa bisa begitu? Warga setempat pasti sudah punya cara, tips, trik dan metode untuk mengetahui mana yang kopyor dan mana yang kelapa sayur untuk santan.

Jadi, jika Anda membeli bibit kelapa kopyor dan ternyata buahnya tidak kopyor, jangan salahkan penjual, ya? Itu disebabkan penyerbukan yang tidak mendukung. Ingat kata Pak Suratman, kemungkinan berbuah kopyor hanya 40 persen saja.

Namun, jika Anda berminat membeli bibit, sebaiknya datang dan berkunjung saja di Surga Buah Kopyor, yaitu Dukuhseti. Anda bisa konsultasi bagaimana cara menanam bibit yang benar, kapan panen dan bisa berbuah, hingga bagaimana cara menghasilkan buah kelapa kopyor.

Terbaik di Indonesia
Jangan salah, kualitas kelapa kopyor asal Pati benar-benar terbaik di Indonesia. Ini bukan bohong atau isapan jempol belaka.

Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Witjaksana Darmosaskoro seperti dilansir KOMPAS mengatakan, kelapa kopyor dengan nama latin Cocos mucifera L asal Pati Jawa Tengah terbaik di Indonesia.

Pasalnya, buahnya mendekati persentase kemurnian kelapa kopyor yang dikembangkan melalui teknik kultur embrio. Hebat sekali, bukan?

Usai jalan-jalan menjelajah dan wisata ria di Surga Kelapa Kopyor, tiba saatnya kami mencicipi segarnya es kelapa kopyor dengan sirup merah yang menggugah selera. Crew Direktoripati.com pun serentak berkomentar, "Mantap!"

BACA JUGA: Jelajah Wisata di Pantai Banyutowo Dukuhseti

Harga
Ups. Ada yang ketinggalan. Berapa sih harga kelapa kopyor? Kalau kelapa sayur dihargai Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu, jenis kopyor dari petani paling murah Rp 15 ribu hingga Rp 50.000 tergantung besar kecilnya buah.

Kalau sudah sampai Jakarta, jangan tanya lagi. Satu kelapa kopyor tembus Rp 150 ribu per buah. Bagaimana? ingin menanam dan budidaya sendiri, atau wisata berburu kopyor dengan berkunjung ke Pati?

sumber

No comments:

Post a Comment