Monday, November 12, 2018
Petani Pati kewalahan penuhi permintaan klapa kopyor.
PATI, KOMPAS.com — Petani kelapa kopyor di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kewalahan memenuhi permintaan benih dan buah kelapa kopyor. Hal itu terjadi karena kelapa kopyor yang dihasilkan dalam satu pohon kelapa masih terbatas. Petani kelapa kopyor Desa Luwang, Kecamatan Tayu, Sukardji (60), Rabu (7/11/2012), mengatakan, permintaan terhadap buah kelapa kopyor cukup tinggi.
Permintaan datang dari sejumlah kota di luar Pati, terutama Jakarta, melalui pengepul. Setiap satu bulan, pengepul meminta lebih kurang 100-200 butir kelapa kopyor. Namun, petani hanya mampu menyediakan 40-60 butir kelapa kopyor per bulan. "Saya mempunyai 50 pohon kelapa. Dari puluhan pohon itu, kelapa kopyor yang dihasilkan paling-paling sebanyak 20-30 buah setiap 15-20 hari sekali," kata Sukardji. Sukardji mengaku menjual sebutir kelapa kopyor Rp 25.000-Rp 35.000 ke pengepul. Di pasaran, para penjual minuman kelapa kopyor menjualnya Rp 60.000-Rp 75.000 per butir. Untuk itu, dia berharap ada kenaikan harga kelapa kopyor di tingkat petani. Petani pembudidaya benih kelapa kopyor, Maghfuri (35), mengemukakan, permintaan benih kelapa kopyor juga tinggi. Selama tahun ini, sejumlah lembaga penelitian dan petani dari luar Jawa meminta ribuan tunas kelapa kopyor. Dia mencontohkan, petani telah mengirim 1.200 bibit kelapa kopyor ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan sebanyak dua kali. Selain itu, ada permintaan dari petani Lampung sebanyak 1.000 butir, Sumenep 7.000 butir, Pamekasan 2.000 butir, Kalimantan Selatan 10.000 butir, dan Sulawesi Tengah 3.000 butir.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment