REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Kelapa Kopyor menjadi perhatian khusus pengunjung di stand Badan Litbang Pertanian Pameran Indoor PENAS XV Aceh dari petani dan kelompok tani kelapa, pengembang dan pengusaha kelapa serta masyarakat peminat kelapa kopyor. Selain juga teknologi Jarwo Super Padi, teknologi pasca panen dan olahan cabai serta bawang merah yang selalu ramai diminati pengunjung dan peserta PENAS.
Badan Litbang Pertanian menampilkan inovasi teknologi proses perbanyakan kelapa kopyor melalui teknologi kultur jaringan di Center Point Gelar Teknologi PENAS. Juga menampilkan tiga varietas unggulan kelapa kopyor di Pameran Indoor yaitu Kelapa Genjah Coklat Kopyor, Kelapa Genjah Hijau Kopyor dan Kelapa Genjah Kuning Kopyor.
Ketiga kelapa kopyor tersebut merupakan varietas lokal dari Kabupaten Pati Jawa Tengah yang bersama-sama Badan Litbang Pertanian dilakukan seleksi dan pemurnian kemudian dilepas oleh Kementrian Pertanian sebagai varietas unggul kelapa kopyor.
Keunggulan ketiga varietas tersebut adalah: 1) sudah berbuah pada umur 3-4 tahun; 2) jumlah buah mencapai 120 buah/pohon/tahun; 3) buah kopyor mencapai 35-50% per tandan serta 4) tumbuh baik di lahan kering iklim basah dan dataran rendah hingga 300 mdpl.
Petani dan pengembang kelapa di Aceh Besar, Aceh Timur dan Aceh Tenggara sangat tertarik dan berminat untuk mengembangkan kelapa ketiga varietas kelapa kopyor tersebut. Aceh, selain terkenal dengan kopi gayo, juga menjadi sentra pengembangan kelapa dalam di beberapa wilayah dataran rendah hingga menengah.
Dr. Ismail Maskromo, Kepala Balai Penelitian Palma (Balitpalma) mengungkapkan, potensi dan peluang pengembangan kelapa genjah kopyor menjadi daya tarik tersendiri bagi petani dan pemerhati kelapa yang didukung oleh potensi lahan yang masih sangat luas dan kebiasaan mereka dalam budidaya kelapa.
Kelompok tani kelapa dari Palu, yang notabene Sulawesi Tengah merupakan salah sentra besar produsen kelapa dalam di kawasan timur Indonesia, sangat berminat untuk mengembangkan kelapa kopyor genjah. Peremajaan kelapa, perluasan pengembangan penanaman kelapa dan peluang bisnis yang kompetitif menjadi alasan mereka untuk mencoba mengembangkan kelapa kopyor.
Begitu juga pengembang dan pengusaha kelapa dari Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Timur yang tertarik dengan varietas kelapa genjah kopyor.
Walaupun sudah mengenal dan mencoba membudidayakan kelapa jenis kopyor, namun ketiga varietas genjah kopyor tersebut belum pernah mereka kembangkan sehingga sangat antusias menggali informasi untuk teknologi budidayanya, karena umumnya mereka sudah mengetahui distribusi dan peluang pemasarannya.
Pertanyaan umum dari peminat kelapa kopyor, disamping teknologi budidaya dan kelayakan lingkungan tumbuh adalah dimana bibit kelapa kopyor diperoleh, berapa harga per butir dan bagaimana cara pembibitannya.
Umumnya agribisnis kelapa sudah mereka jalankan untuk kelapa dalam, yang diperlukan adalah kelembagaan dan rantai pasok agribisnis kelapa baik kelapa dalam biasa maupun kelapa kopyor baik di tingkat wilayah, antar wilayah, nasional bahkan ekspor yang muaranya harus menguntungkan produsen kelapa dan menjaga keberlanjutan pengembangan kelapa.
Informasi dan respons balik dari masyarakat pemerhati kelapa tersebut menjadi motivasi sekaligus pekerjaan rumah bagi Badan Litbang Pertanian bersama-sama dengan Direktorat Teknis serta institusi litbang lainnya untuk bersinergi dalam penyiapan ketersediaan dan diatribusi logistik seperti pengembangan kebun induk dan bibit.
Serta pendampingan dan pengawalan teknologi serta penyusunan regulasinya, disamping terus-menerus berinovasi untuk menghasilkan produk kelapa yang lebih unggul lagi dalam memeprbanyak preferensi masyarakat.
No comments:
Post a Comment