Cendana, atau dalam Bahasa Inggris disebut indian sandalwood, adalah pohon tropis yang tumbuh di India dan Indonesia. Pohon ini dalam taksonomi disebut Santalum album, dan dalam Bahasa Indonesia disebut cendana wangi. Tak heran, karena tanaman ini menghasilkan aroma wangi yang khas dan bertahan lama.
Cendana terkenal sebagai sumber kayu cendana. Sejak lama, spesies cendana dibudidayakan untuk diambil manfaatnya. Kayunya harum, kuat, dan memiliki manfaat pengobatan. Tanaman kayu cendana sendiri bisa berumur panjang, dan biasanya sudah bisa dipanen ketika mencapai umur 40 tahun.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas berbagai informasi seputar cendana. Mulai dari habitatnya, ciri-cirinya, cara menanam, serta mendapatkan manfaatnya.
Habitat Pohon Cendana
Secara umum terdapat dua jenis cendana. Yang pertama adalah Cendana Merah, dan satu lagi adalah Cendana Putih.
Cendana Merah sendiri banyak tumbuh di daerah Asia Barat seperti Funan dan India, sementara Cendana Putih tumbuh di Nusa Tenggara Timur, antara lain di Pulau Flores, Solor, Alor, Sumba, Adonara, Timor, Rote, Lomblen, Pantar, dan Sabu. Namun pohon Cendana kini cukup banyak ditemukan tumbuh di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Tak heran bahwa Pulau Sumba pada jaman dahulu kerap disebut juga dengan nama Sandalwood Island. Julukan ini kemudian dibawa terus secara turun temurun semenjak zaman Belanda hingga sekarang.
Meski kualitas cendana putih dan merah serupa, namun keduanya memiliki kualitas yang berbeda. Kayu Cendana Merah sendiri relatif lebih murah, namun baunya kurang harum dan secara kualitas kurang bagus. Makanya cendana merah tidak terlalu diminati di pasaran.
Cendana liar hidup sebagai parasit. Ia tak dapat menghidupi diri sendiri; pohon cendana perlu menyerap sumber makanan dari inangnya. Cendana muda tidak memiliki sistem akar yang kuat untuk menopang kehidupannya secara mandiri. Inilah yang membuat cendana bibit sulit dibudidayakan.
Biasanya yang menjadi inang cendana adalah pohon Akasia, Inga, Albasia, Dalbergia, Pongamia dan juga Alang-alang.
Karena sulit dikembangkan, kayu cendana wangi menjadi langka. Ini membuat harganya semakin tinggi. Sebagai gantinya, perajin menggunakan alternatif dari kayu cendana jenggi (Santalum spicatum).
Ciri-ciri Pohon Cendana
Pohon cendana memiliki nama ilmiah Santalum album. Secara liar ia tumbuh sebagai inang, namun secara budidaya ia tumbuh dari stek batang.
Tanaman ini tumbuh optimal di dataran rendah hingga 1500 meter di atas permukaan laut. Ia dapat tumbuh di laha subur, namun dapat pula bertahan di daerah berbatu. Untuk tumbuh maksimal, pohon cendana membutuhkan penyinaran sepanjang hari.
Pohon cendana dapat ditumbuhkan di tanah dan pot. Apabila ingin ditanam di pot, maka diameter pot untuk cendana harus lebih besar dari 60 cm.
Tanaman ini membutuhkan media tanam humus dan kompos. Untuk penyiraman cukup dilakukan sekali sehari. Untuk pemupukan dilakukan sekali sehari dengan pupuk NPK daun.
Ketinggian maksimal cendana dapat mencapai 11 hingga 15 meter, dengan diameter batang utama mencapai 25-30 cm.
Batang pohon cendana berbentuk bulat, dengan kulit batang berwarna cokelat abu-abu untuk cendana putih, dan cokelat merah untuk cendana merah. Cabang pohon cendana akan mulai tumbuh di bagian setengah pohon.
Cabang utama pohon cendana tumbuh sangat tidak beraturan. Bentuknya kerap kali tidak lurus, dengan ranting tumbuh banyak. Sementara, bagian bawahnya tumbuh menggantung.
Ciri-ciri daun pohon cendana adalah posisinya yang saling berhadap-hadapan dengan bentuk elips hingga oval. Kedua ujung daun berbentuk lancip.
Pohon cendana dapat tumbuh hingga mencapai 9 meter, dengan usia yang dapat bertahan hingga ratusan tahun.
Manfaat Pohon Cendana
Kayu cendana mempunyai bau harum yang khas. Aroma ini menjadi nilai plus, karena cenderung awet, sehingga furnitur yang menggunakan kayu cendana biasanya memiliki aroma yang harum. Tak hanya furnitur, kayu cendana juga digunakan untuk kerajinan, rempah-rempah, parfum, aromaterapi, bahan dupa, tasbih, warangka keris, dan dimanfaatkan pula sebagai obat herbal.
Pada jaman dahulu, Raja-raja Srilanka memanfaatkan kayu cendana untuk membalsam jenazah orang-orang terhormat.
Selain dari hal-hal tersebut, pohon Cendana memiliki manfaat lain, khususnya untuk kesehatan. Ia bermanfaat untuk terapi pengobatan herbal.
Cendana kerap dimanfaatkan untuk menyembuhkan flu, sakit kulit, lemah jantung, lesu, demam, infeksi saluran kencing, liver, sebagai antioksidan dan juga sebagai anti-hiperglikemik.
Bagian yang biasanya dijadikan untuk pengobatan herbal adalah bagian kayu, kulit dan minyak Cendana.
Kayu pohon cendana digunakan untuk aromaterapi karena memiliki efek tenang. Ia dapat berkhasiat menenangkan, dan juga membuat pikiran menjadi lebih rileks.
Dalam terapi Ayurveda, minyak pohon Cendana digunakan untuk menghilangkan perasaan cemas dan khawatir.
Selain itu berbagai usaha modern juga membuat sabun berbahan dasar minyak cendana.
Sebagai obat herbal, pohon cendana mempunyai berbagai khasiat seperti antiradang, antidisentri.
Cendana pun memiliki manfaat sebagai kewanitaan. Sebagai contoh, ia berkhasiat sebagai pembersih organ kewanitaan saat haid. Caranya, kulit cendana digiling sampai halus lalu diseduh menggunakan air panas. Lalu, tunggu beberapa saat sampai airnya berubah warna.
Bila airnya sudah berubah warna, saring sampai terpisah dengan ampasnya. Minum ramuan tersebut selama beberapa hari sampai darah haid bersih. Manfaat lain dari ramuan tersebut apabila diminum secara rutin diyakini dapat mengharumkan organ intim wanita.
Bedak kayu cendana pun sangat cocok digunakan di wajah berminyak, sebab ia mampu mengurangi minyak berlebih di wajah.
Menggunakan masker wajah secara teratur dari bedak cendana dan sari tomat bisa membantu mengurangi minyak berlebih di kulit, serta mengencangkan pori-pori.
Cendana pun bisa menunda penuaan dan keriput. Caranya adalah dengan mengoleskan pasta campuran dari bedak cendana, air mawar, dan juga gliserin di wajah Anda secara teratur. Masker ini pun bisa menjadi kulit lebih bersih dan tampak lebih kencang.
Masker campuran dari kayu cendana dan air mawar, apabila digunakan secara teratur bisa membantu menghilangkan jerawat di wajah.
Caranya cukup dengan mengambil 2 sendok bubuk cendana. Tambahkan dengan air mawar, lalu aduk sampai tercampur, mengental berbentuk pasta. Setelah itu bersihkan wajah, lalu oleskan pasta ke wajah. Biarkan masker ini di wajah selama 15 menit. Kemudian, cuci wajah dengan menggunakan air dingin. Selesaikan dengan mengoleskan toner untuk membersihkan sisa-sisa masker di wajah.
Nah, demikian tadi beberapa informasi singkat mengenai pohon cendana, cara budidaya, manfaat, dan ciri-ciri pohon cendana. Semoga bermanfaat.
sumber
sumber
No comments:
Post a Comment