Gelatin merupakan suatu polipeptida larut hasil hidrolisis parsial kolagen yang merupakan konstituen utama darikulit, tulang, dan jaringan ikat hewan. Gelatin memiliki sifatyang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol kebentuk gel, mengembang dalam air dingin, dapat membentukfilm serta mempengaruhi viskositas suatu bahan. Sifat gelatinyang larut dalam air membuat gelatin dimanfaatkan dalam banyak industri baik industri pangan maupun non pangan untuk berbagai keperluan (Wahyuni, 2003).
Gelatin dalam industri pangan dimanfaatkan sebagaipembentuk
busa (whipping agent), pengikat (binder aggent),penstabil (stabilizer),
perekat (adhesive), pembentuk gel (gelling aggent), peningkat viskositas (viscosity aggent),
pengemulsi (emulsifier), dan pengental (thickener) (Poppe,1992). Gelatin
di dalam industri non pangan sepertiindustri
farmasi, digunakan sebagai bahan pembuat
kapsul, pengikat tablet,
dan mikroenkapsulasi. Selain itu, gelatin
juga digunakan
dalam industri fotografi dan kosmetik. Dalam
industri fotografi, gelatin berfungsi sebagai bahan peka cahaya,dan pada
industri kosmetik, gelatin
digunakan untukmenstabilkan emulsi pada
produk shampo, lotion, sabun, lipstik,cat
kuku, busa cukur, dan krim tabir surya (Hermanianto,
2000).
Kebutuhan akan gelatin meningkat seiring denganbanyaknya manfaat dan
penggunaannya dalam berbagai bidang industri. Di Indonesia, meningkatnya kebutuhan gelatin belum banyak mendapat respon dari industri dalam negeri untuk diproduksi secara komersial, sehingga kebutuhan
gelatin dalam negeri lebih banyak dipenuhi secara impor.Indonesia mengimpor gelatin dari negara-negara sepertiPerancis, Jepang, India, Brazil, Jerman, China, Argentina danAustralia (Peranginangin,
2007).
Gelatin pada umumnya berasal dari bahan baku tulang dan kulit ternak, seperti sapi
dan babi. Penggunaan kedua bahan baku tersebut ternyata
menimbulkan masalah tersendiri bagipara konsumennya. Penggunaan tulang dan
kulit sapidikhawatirkan akan menimbulkan kontaminasi Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) meski telah
terdapatpernyataan
dari Scientific Steering
Committeee of The
EuropeanUnion bahwa resiko tersebut mendekati nol (Schrieber, 2007), sedangkan penggunaan bahan dari babi akan menimbulkan
masalah bagi para pemeluk
agama Islam dan
Yahudi(Peranginangin, 2007).
Penelitian dengan memanfaatkan kulit dan tulang
berbagai spesies ikan
sebagai alternatif bahan baku gelatin telah
dilakukan. Produk gelatin yang berasal
dari ikan kurangmenarik perhatian masyarakat karena faktor alergi dan fishy odour atau bau amis (Nieuwenhuizen, 2006). Selain itu, gelatinyang
berasal dari ikan diketahui memiliki kekuatan gel yang rendah sehingga pemanfaatannya
dalam berbagai bidangindustri masih terbatas. Kekuatan gel merupakan salah
satusifat penting
pada gelatin selain kadar protein.
Karena sifatinilah yang membuat gelatin banyak dimanfaatkan di berbagai bidang industri (Wahyuni,
2003). Alternatif lainuntuk menghasilkan gelatin dengan kualitas yang lebih baik
dari ikan adalah menggunakan
kulit ayam sebagai bahan
bakupembuatan gelatin.
Kulit ayam banyak tersedia
di rumah potong ayam, pasar
tradisional,
maupun supermarket. Sejauh ini pemanfaatankulit ayam masih terbatas untuk dibuat kripik. Terbatasnya
informasi dan ketersediaan teknologi pengolahan yang
tepatmembuat potensinya belum dimanfaatkan secara optimal.Ekstraksi gelatin dari kulit ayam merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan nilai ekonomis hasil samping dari produkkulit ayam. Kandungan kolagen yang tinggi pada kulit ayam,yaitu 38,9% (Cliche, 2003) sangat potensial untukdikembangkan menjadi
bahan
baku alternatif gelatin.
Beberapa penelitian mengenai gelatin yang diekstrakdari kulit maupun
tulang ayam telah dilakukan. Pada penelitianPrayitno (2007) dilakukan
perendaman ceker ayam dengan asamasetat, sitrat, laktat dan HCl dengan
konsentrasi 5% selama 12,24 dan 36 jam. Rendemen
kolagen tertinggi dihasilkan dariperendaman
dengan larutan asam laktat dengan persentase
36,82% selama 36 jam. Hasil penelitian Abustam (2008)
menunjukkan penggunaan asam cuka
1% sebagai bahanperendaman menghasilkan gelatin dari kulit kaki ayam yang baik
dengan karakteristik : rendemen 12,9%, kekuatan gel261,44 g bloom, dan
viskositas 5,01 cP dengan waktuperendaman selama 24 jam. Penelitian
Miwada dan Simpen(2007) menunjukkan gelatin dari kulit kaki ayam Broilerdengan
metode ekstraksi termodifikasi menggunakan asamasetat 1,5% sebagai bahan curing yang dikombinasikan denganekstraksi pelarut menggunakan campuran
kloroform dan metanol (50 : 50)
menghasilkan gelatin dengan
nilai pH 6,82, nilai rendemen 74%, viskositas 7,07 poise, dan kadar
lemak5,19%. Berdasarkan
penelitian Norizah et.al, (2013) ekstraksigelatin dari kulit ayam dengan metode perendaman campuranbasa NaOH 0,15% dan asam (asam sulfat 0,15% dan asam sitrat0,7%) masing-masing selama 2 jam, kemudian dilanjutkandengan ekstraksi waterbath pada suhu 45oC selama 24 jammenghasilkan gelatin dengan rendemen 16% dan
kekuatangelatin
355 g bloom.
Proses
perendaman
sangat menentukan karakteristikgelatin yang
dihasilkan. Penentuan jenis pelarut pada prosesperendaman merupakan salah
satu langkah penting untuk dapatmenghasilkan produk gelatin secara optimal. Oleh karena itu,perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan pelarut yangsesuai pada
proses perendaman untuk menghasilkan gelatin darikulit ayam dengan
kualitas yang baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Norizah (2013), diketahuibahwa perendaman dengan kombinasi pelarut basa denganasam mampu menghasilkan gelatin dengan karakteristik yangbaik, terutama kekuatan gel gelatin yang tinggi. Perendamandengan basa bertujuan untuk melarutkan protein non kolagen.Basa pada proses perendaman hanya
mampu mengubah strukturtriple
helix kolagen menjadi double helix, sedangkan asammampu mengubah struktur triple helix kolagen menjadi single helix. Perendaman bahan baku gelatin dengan asam, basa atau kombinasi asam basa
memiliki tujuan yang
sama, yaitu
untuk melemahkan struktur kolagen, demineralisasi, melarutkan protein non-kolagen, dan menghidrolisis ikatan peptida kolagen yang dikonversi menjadi gelatin. Berdasarkan haltersebut, dalam penelitian ini akan digunakan dua
prosesperendaman untuk menghasilkan gelatin, yaitu proses asam dankombinasi asam-basa. Basa yang digunakan adalah NaOH, sedangkan asam yang digunakan adalah asam asetat, asam sitrat,dan asam laktat. Ketiga asam tersebut dipilih, karena padapenelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prayitno (2007)ketiga asam tersebut dapat menghasilkan kolagen yang
merupakan dasar dari pembentukan gelatin, selain itu ketigaasam tersebut bersifat aman dan tidak korosif. Penelitian yangdilakukan ini mempelajari pengaruh
perendaman kulit ayamBroiler dengan NaOH sebelum perendaman menggunakan
berbagai jenis larutan asam, yaitu asam asetat, asam sitrat,
danasam laktat,
sehingga dapat ditentukan proses perendaman manayang dapat menghasilkan gelatin terbaik dari kulit ayam Broiler
untuk selanjutnya
dibandingkan dengan gelatin
komersial.
DAFTAR PUSTAKA
Mohtar, N. F., C. Perera,
dan S.Y. Quek.
2010. Optimization
ofgelatin extraction from hoki (Macruronus novaezelandiae)skins and measurement of gel
strength and SDS-PAGE.Journal of Food Chemistry, Vol
122,307-313.
Muyonga,
J H., C. G. B. Colec,
dan K. G. Duodub.
2004. Extraction and physicochemical characterisation
of Nileperch (Lates niloticus) skin and bone gelatine. FoodHydrocolloids
8: 581–592.
Nurhayati dan Tazwir. 2007. Ekstraksi Kolagen Kulit Ikan Tuna (Thunnus sp.) Secara Asam Dan PengaruhnyaTerhadap Karakteristik Kolagen Yang
Dihasilkan. ProsidingSeminar Nasional Inovasi Teknologi Pengolahan Produk danBioteknologi Kelautan
dan Perikanan-IV. Hal.: 177-182.
Peranginangin, R.
2004. Riset Produksi Optimasi PemanfaatanLimbah Perikanan Tulang dan Kulit Ikan. Laporan RingkasRiset dan Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi KP TA2004. Jakarta.
Tazwir,
D. L. Ayudiarti, dan Suryanti.
2010. Pengaruh Penggunaan
Asam Klorida Terhadap Mutu Gelatin Tulang Ikan KakapPutih (Lates calcarifer). Balai Besar Penelitian PengolahanProduk
dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
Jakarta
.
.
Wijaya,
H. 2001. Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan LamaPerendaman Kulit Ikan Pari Pada Pembuatan
Gelatin.Laporan Akhir Penelitian. Fakultas Perikanan
dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Wuangtuei, S. dan A. Noomhorm. 2009. Processing
otimizationand characterization
of gelatin from
lizardfish (Saurida spp.)Scales. LWT Food Science and
Technology, Vol 42, 825-834.
sumber
sumber
No comments:
Post a Comment