TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Sudarsono mengungkapkan komoditas kelapa kopyor mampu menyejahterakan para petani seiring dengan harganya yang relatif mahal.
"Di tingkat petani saja harganya sudah mencapai rerata Rp40.000 per butir, apalagi apabila di tingkat hilir," ujarnya di Kampus IPB, Kamis (25 Februari 2016).
Dia mengatakan permintaan kelapa kopyor di Indonesia sangat tinggi seiring ketersediaan produksinya yang dinilai minim atau tidak sebanding antara supply dan demand.
Saat ini, populasi pohon kopyor terbesar di Indonesia ada di Pati Jawa Tengah dengan jumlah sekitar 18.000 pohon. Sisanya berada di Lampung sekitar 5.000 pohon dan Jember 1.000 pohon.
Dia memberi contoh seorang warga di Pati Jawa Tengar dengan hanya menanam lima pohon di sekitar rumahnya mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi.
Menurutnya, tidak perlu membutuhkan lahan hektaran untuk menanam kelapa kopyor. Cukup di tanam di halaman rumah dalam waktu lima tahun kelapa sudah bisa dipanen.
Namun, katanya, bibit kelapa kopyor memang langka dan relatif mahal. Oleh karena itu pihaknya saat ini tengah meneliti dengan pihak lain untuk merekayasa bagaimana agar bibit kelapa kopyor bisa diproduksi secara massif.
"Selama lima tahun kita lakukan penelitian dan sudah banyak membantu petani agar produksi bibitnya semakin banyak untuk kesejehteraan mereka," paparnya.
No comments:
Post a Comment