Diantaranya adalah :
-Penyakit
Bercak Daun ( PBD ).
-Penyakit
Busuk Daun Antroksa ( PDA ).
-Penyakit
Karat Daun ( PKD ).
-Penyakit
Tajuk Daun ( PTD )
-Penyakit
Busuk Kuncup (PBK)
1. Penyakit
Bercak Daun.
Penyakit
bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain
Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus
carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp. Jamur-jamur tersebut menyebar
dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak.
Penyakit ini
biasanya menyerang tanaman bibit kelapa sawit yang masih muda. Pemicunya adalah
kelembaban udara yang terlalu tinggi, sehingga spora mudah tumbuh berkembang.
Selain itu, kurang bersihnya lapangan pembibitan dari gulma juga menjadi
pendorong datangnya wabah penyakit ini. Sejenis gulma dari keluarga gramineae
merupakan inang sementara yang potensial bagi jamur patogen ini. Karena itu,
bersihkanlah lahan pembibitan dan lahan disekitarnya.
Bila aada
dijumpai serangan ini pada tanaman sawit anda, maka janganlah menyiram bibit
pada daunnya, tetapi usahakan agar langsung ke permukaan tanah dalam
polibagnya. Selain itu, kurangi juga volume penyiraman untuk sementara waktu.
Bila jarak antar polibag kurang dari 90 cm, maka lakukan penjarangan. Gunting
dan bakar daun bibit yang terserang pada tingkat ringan dan sedang. Adapun
bibit yang sudah masuk kategori kritis atau terserang berat, maka harus
dimusnahkan dengan cara dibakar. Selain itu, bibit-bibit yang terserang harus
diisolasi, jangan satukan dengan tanaman lain yang masih sehat.
Aplikasi :
Disemprot
dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap
10-14 hari.
2.Penyakit
busuk Daun Antroksa.
Penyakit
busuk daun antroksa umumnya menyerang bibit kelapa sawit yang masih muda.
Penyakit antroksa sendiri sebenarnya merupakan sekumpulan nama penyakit atau
infeksi pada daun bibit-bibit muda, yang disebabkan oleh 3 jenis jamur
patogenik, yaitu Botryodiplodiaspp..,Melanconium elaeidis dan Glomerella
cingulata. Spora dihasilkan di dalam piknidia atau aservuli, dan menyebar
dengan bantuan angin atau percikan air siraman atau hujan Penyakit ini telah
dilaporkan terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Gejala.
Terutama
menyerang bibit pada umur 2-3 bulan. Kadang-kadang dijumpai bersamaan dengan
gejala transplanting shock (cekaman pindah tanam). Gejala biasanya dijumpai
pada bagian tengah atau ujung daun, berupa bintik terang yang selanjutnya
melebar dan menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan sakit selanjutnya
nekrosis, bercak meluas dengan batas antarabercakdengan jaringan sehat berwarna
kuning.Bercak kadangkala memanjang sejajar tulang daun.
Adapun
faktor pendorong terjadinya serangan PDA ini adalah sama dengan faktor
pendorong pada serangan PBD. Karenanya, selain pembersihanan lahan,
penjarangan, pemangkasan, pengisolasian dan pemusnahan bibit yang sudah kolaps,
lakukan juga pengurangan teduhan di atas pembibitan. Cahaya matahari bisa
membantu mengurangi kecepatan pertumbuhan jamur patogen.
Lakukan
penyemprotan dengan fungisida ziram, thiram, captan, cuman atau triadimenol
dengan konsentrasi 0,1-0,2% dengan pusingan 7-10 hari, atau dengan thibenzol
dengan konsentrasi 0,1% dengan pusingan 10-14 hari.
3.Penyakit
Karat Daun.
Penyakit
karat daun ini biasanya menyerang tanaman yang sudah mulai berproduksi sampai
tanaman yg sudah tua. Penyakit karat daun disebabkan oleh alga Cephaleuros
virescen.Gejala penyakit berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada
pelepah-pelepah tua (bagian bawah). Ini membuat seluruh daun pada
pelepah-pelepah bawah menjadi kering lalu mati.
Tindakan
pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya:
Melakukan
penunasan pelepah bawah secara teratur.
Melakukan
penyemprotan dengan fungisida tembaga, sperti dengan Kurproxat 345SC(produksi
Nufarm Indonesia) atau bubur Bordeaux, C.O.C., dan Cobox. b. dengan dosis 2,5-
5 gram / 2 liter air dengan interval penyemprotan satu minggu.
4.Penyakit
Tajuk Daun ( Crown Disease )
Gejala
serangan :
Helai daun
bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat
genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara
pengendalian : Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier
penyakit ini. Artinya, pohon yang mengalami penyakit ini tidak boleh dijadikan
indukan.
Sampai saat
ini belum ditemukan caraefektif untuk mengatasi penyakit ini. Penyakit ini
termasuk ‘cacat bawaan’.
busuk
5. Penyakit
Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala
serangan:
Jaringan
pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab :
jamur Marasmius palmavirus.
Sampai saat
ini belum ditemukan fungisida atau biopestisida lain yang dapat mengendalikan
jamur marasmus palmavirus ini.
Namun
penggunaan fungisida dan bakterisida dapat dicoba.
Cara
pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
Demikianlah
beberapa penyakit yang menyerang daun kelapa sawit dan penanganannya
kamipaparkan. Bila ada yang masih perlu penjelasan, silahkan hubungi kami di
nomor ponsel 0823 6741 0713 dengan Muhammad
Isnaini. Dengan senang hati kami belajar dan berbagi ilmu tentang pertanian
kelapa sawit.
Adapun
paparan tentang hama kelapa sawit telah kami tuliskan sebagian di Kompasiana
ini, dan akan kami lanjutkan di lain kesempatan. Insya Allah.
Penulis
adalah staf pada UKM Tani Muda yang memproduksi dan memasarkan kecambahbibit
kelapa sawit non sertifikat, kecambah bibit karet, tanaman hias dan bonsai.
Bila ada yang membutuhkan, kami bisa membantu pengadaannya.
Salam tani.
Ada beberapa penyakit yang sering menyerang daun kelapa sawit. Diantaranya adalah :
Ada beberapa penyakit yang sering menyerang daun kelapa sawit. Diantaranya adalah :
-Penyakit
Bercak Daun ( PBD ).
-Penyakit
Busuk Daun Antroksa ( PDA ).
-Penyakit
Karat Daun ( PKD ).
-Penyakit
Tajuk Daun ( PTD )
-Penyakit
Busuk Kuncup (PBK)
1. Penyakit
Bercak Daun.
Penyakit
bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain
Curvularia eragrostidis, Curvularia spp., Drechslera halodes, Cochliobolus
carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp. Jamur-jamur tersebut menyebar
dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak.
Penyakit ini
biasanya menyerang tanaman bibit kelapa sawit yang masih muda. Pemicunya adalah
kelembaban udara yang terlalu tinggi, sehingga spora mudah tumbuh berkembang.
Selain itu, kurang bersihnya lapangan pembibitan dari gulma juga menjadi
pendorong datangnya wabah penyakit ini. Sejenis gulma dari keluarga gramineae
merupakan inang sementara yang potensial bagi jamur patogen ini. Karena itu,
bersihkanlah lahan pembibitan dan lahan disekitarnya.
Bila aada
dijumpai serangan ini pada tanaman sawit anda, maka janganlah menyiram bibit
pada daunnya, tetapi usahakan agar langsung ke permukaan tanah dalam
polibagnya. Selain itu, kurangi juga volume penyiraman untuk sementara waktu.
Bila jarak antar polibag kurang dari 90 cm, maka lakukan penjarangan. Gunting
dan bakar daun bibit yang terserang pada tingkat ringan dan sedang. Adapun
bibit yang sudah masuk kategori kritis atau terserang berat, maka harus
dimusnahkan dengan cara dibakar. Selain itu, bibit-bibit yang terserang harus
diisolasi, jangan satukan dengan tanaman lain yang masih sehat.
Aplikasi :
Disemprot
dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap
10-14 hari.
2.Penyakit
busuk Daun Antroksa.
Penyakit
busuk daun antroksa umumnya menyerang bibit kelapa sawit yang masih muda.
Penyakit antroksa sendiri sebenarnya merupakan sekumpulan nama penyakit atau
infeksi pada daun bibit-bibit muda, yang disebabkan oleh 3 jenis jamur
patogenik, yaitu Botryodiplodiaspp..,Melanconium elaeidis dan Glomerella
cingulata. Spora dihasilkan di dalam piknidia atau aservuli, dan menyebar
dengan bantuan angin atau percikan air siraman atau hujan Penyakit ini telah
dilaporkan terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Gejala.
Terutama
menyerang bibit pada umur 2-3 bulan. Kadang-kadang dijumpai bersamaan dengan
gejala transplanting shock (cekaman pindah tanam). Gejala biasanya dijumpai
pada bagian tengah atau ujung daun, berupa bintik terang yang selanjutnya
melebar dan menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan sakit selanjutnya
nekrosis, bercak meluas dengan batas antarabercakdengan jaringan sehat berwarna
kuning.Bercak kadangkala memanjang sejajar tulang daun.
Adapun
faktor pendorong terjadinya serangan PDA ini adalah sama dengan faktor
pendorong pada serangan PBD. Karenanya, selain pembersihanan lahan,
penjarangan, pemangkasan, pengisolasian dan pemusnahan bibit yang sudah kolaps,
lakukan juga pengurangan teduhan di atas pembibitan. Cahaya matahari bisa
membantu mengurangi kecepatan pertumbuhan jamur patogen.
Lakukan
penyemprotan dengan fungisida ziram, thiram, captan, cuman atau triadimenol
dengan konsentrasi 0,1-0,2% dengan pusingan 7-10 hari, atau dengan thibenzol
dengan konsentrasi 0,1% dengan pusingan 10-14 hari.
3.Penyakit
Karat Daun.
Penyakit
karat daun ini biasanya menyerang tanaman yang sudah mulai berproduksi sampai
tanaman yg sudah tua. Penyakit karat daun disebabkan oleh alga Cephaleuros
virescen.Gejala penyakit berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada
pelepah-pelepah tua (bagian bawah). Ini membuat seluruh daun pada
pelepah-pelepah bawah menjadi kering lalu mati.
Tindakan
pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya:
Melakukan
penunasan pelepah bawah secara teratur.
Melakukan
penyemprotan dengan fungisida tembaga, sperti dengan Kurproxat 345SC(produksi
Nufarm Indonesia) atau bubur Bordeaux, C.O.C., dan Cobox. b. dengan dosis 2,5-
5 gram / 2 liter air dengan interval penyemprotan satu minggu.
4.Penyakit
Tajuk Daun ( Crown Disease )
Gejala
serangan :
Helai daun
bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat
genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara
pengendalian : Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier
penyakit ini. Artinya, pohon yang mengalami penyakit ini tidak boleh dijadikan
indukan.
Sampai saat
ini belum ditemukan caraefektif untuk mengatasi penyakit ini. Penyakit ini
termasuk ‘cacat bawaan’.
busuk
5. Penyakit
Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala
serangan:
Jaringan
pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab :
jamur Marasmius palmavirus.
Sampai saat
ini belum ditemukan fungisida atau biopestisida lain yang dapat mengendalikan
jamur marasmus palmavirus ini.
Namun
penggunaan fungisida dan bakterisida dapat dicoba.
Cara
pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
Demikianlah
beberapa penyakit yang menyerang daun kelapa sawit dan penanganannya
kamipaparkan. Bila ada yang masih perlu penjelasan, silahkan hubungi kami di
nomor ponsel 0823 6741 0713 dengan
Muhammad Isnaini. Dengan senang hati kami belajar dan berbagi ilmu tentang
pertanian kelapa sawit.
Adapun
paparan tentang hama kelapa sawit telah kami tuliskan sebagian di Kompasiana
ini, dan akan kami lanjutkan di lain kesempatan. Insya Allah.
Penulis
adalah staf pada UKM Tani Muda yang memproduksi dan memasarkan kecambahbibit
kelapa sawit non sertifikat, kecambah bibit karet, tanaman hias dan bonsai.
Bila ada yang membutuhkan, kami bisa membantu pengadaannya.
Salam tani.
p
ReplyDeletenumpang promote ya min ^^
ReplyDeletebuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||